Kamis, 13 Oktober 2016

Makna Hijrah

Tahun Baru Hijriyyah: Momentum Kita Untuk Berhijrah
#hijrahyuk!

Sepeninggal paman nabi yaitu Abu Thalib, keadaan Makkah sudah sangat tidak stabil. Abu Thalib selalu menjadi sandaran Nabi Muhammad saw dikala banyak yang menentangnya. Kini sosok tersebut sudah tidak hadir dalam kehidupan Rasulullah saw. Gejolak dakwah di Makkah dan banyak tekanan dari kaum kafir Quraisy, Rasulullah saw beserta para sahabat bertekad untuk hijrah ke Madinah. Hijrah tersebut bukan semata-mata keinginan Rasulullah tetapi merupakan perintah dari Allah SWT.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berji­had dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat ke­diaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.” (Q.S. al-Anfal/8:72).

Ketika Rasulullah saw berhijrah ke Madinah dan sambutan dari mereka begitu hangat. Maka peristiwa besar pun terjadi sepanjang sejarah umat Islam. Dimana pada saat itu, Islam yang sempurna mulai diterapkan di tengah-tengah ummat. Pada saat itu pula merupakan titik awal perhitungan tahun hijriyah. Tepatnya pada hari jumat tanggal 16 Rabiul Awwal tahun ke 1 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 2 Juli 622 Masehi, Nabi beserta rombongan Muhajirin lainnya disambut meriah oleh penduduk Madinah. Mereka melagukan sebuah syair yang terkenal, sebagai berikut :
“Telah timbullah bulan purnama, dari Tsaniyyatil Wad'i. Kami bersyukur, selama ada orang menyeru kepada Tuhan. Wahai orang yang diutus kepada kami, engkau telah membawa sesuatu yang harus kami ta'ati” (http://rasulteladan.blogspot.co.id).

Begitu mulianya Islam pada saat itu, semua peraturan mulai diterapkan di tengah-tengah ummat mulai dari pengaturan ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, peperangan, dan sebagainya. Dan dengan izin Allah Islam berkembang hingga seluruh penjuru dunia. Islam pun berjaya hingga 14 abad lamanya sebelum akhirnya tumbang oleh tangan Kemal Fasha.
Makna Hijrah
Hijrah bukan sekedar proses urbanisasi atau perpindahan raga/fisik semata. Bagi kita, makna hijrah dapat diartikan untuk kembali kepada jalan Allah SWT. Menurut Nazarudin Umar, penggunaan kata hijrah di dalam Al-Qur’an dan hadis mengisyaratkan adanya sebuah motivasi tauhid, artinya hijrah meninggalkan sesuatu yang negatif kepada se­suatu yang positif. Perintah Tuhan untuk hijrah lebih banyak dimaksudkan untuk memelihara dan menjaga akidah, bukan untuk menjauhi te­kanan fisik (http://www.idartikel.com).
Jika merefleksi ke dalam peristiwa hijrahnya nabi tersebut, sesuatu yang baik yang merupakan perintah dari Allah SWT jika kita menjalaninya dengan ridha,ikhlas dan semata-mata karena Allah, Allah akan memberikan kemenangan terhadap kita yang menjalaninya.
Untuk itu, marilah kita berhijrah, bukan semata-mata hijrah/pindah dari suatu tempat. Tetapi hijrah dalam arti sesungguhnya (hajara-yahjuru: meninggalkan, memutuskan) yakni meninggalkan/memutuskan sesuatu yang buruk yang melekat pada diri kita.  Hijrah dengan menjadikan seluruh aturan Allah swt diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan dalam naungan Khilafah.

Wallahu ‘alam bi as-hawwab []

Tidak ada komentar :

Posting Komentar