
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
STUDI HIDROGEOLOGI DALAM MENENTUKAN ARAH
ALIRAN AIRTANAH DAN PUSAT AIR (DOME) DI
DESA CISONDARI, KECAMATAN PASIRJAMBU, KABUPATEN BANDUNG
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
Muhammad Ridwan Pauji (1305197)
Ai Fitriani (1305215)
Nurul Sucyati (1301020)
Sahid (1206565)
Wildan Wilyani (1307389)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

STUDI HIDROGEOLOGI DALAM MENENTUKAN ARAH ALIRAN AIRTANAH
DAN PUSAT AIR (DOME) DI DESA
CISONDARI, KECAMATAN PASIRJAMBU, KABUPATEN BANDUNG
Ai
Fitriani, Muhammad Ridwan Pauji, Nurul Sucyati, Sahid, Wildan Wilyani
Universitas
Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Kebutuhan
air tidak selamanya sebanding dengan kualitas dan ketersediaan air. Penelitian
ini berupaya untuk membantu masyarakat dalam kesulitan memenuhi kebutuhan air
terutama air sumur. Fokus penelitian ini untuk mengetahui arah aliran, pusat
airtanah dan ketersediaan air di daerah penelitian. Untuk mengkaji masalah
tersebut menggunakan penelitian kuantitatif-deskriptif. Data yang diperoleh
merupakan hasil pengukuran kedalaman dan diameter sumur. Analisis dilakukan
dengan plotting, menentukan total head dan menentukan arah aliran melalui Metode
Three Point Problem. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa arah aliran sumur
yang menjadi objek kajian tidak berhubungan dengan sumur yang berdekatan,
melainkan berasal dari tempat lain dan untuk kecepatan arah aliran tersebut
cenderung sangat lambat, hal ini dikarenakan batuan yang terdapat di desa
tersebut banyak mengandung Clay, yakni batuan yang sulit meloloskan air
(impermeabel). Sedangkan di beberapa tempat, ada juga daerah yang batuannya
agak permeable (meloloskan air).
Kata
kunci : air sumur, pusat air, aliran airtanah
ABSTRACT
The
necessity of water is not compareable with the quality and supply of water. This research attempts to
help the society to solves the problem of the difficulty to complete the
necessity of water especially the water of well. This research focuses to
knowing the direction of flow, dome, and the necessity of water in the research
location. To inspect the problem uses quantitative-descriptive research. Data
is gained from measuring of the dept well and diameter of well. Analysis do by
plotting, determine total head and determine water direction flow pass through
Three Point Problem Method. The result of this reseach indicates that the
direction flow that be object the research is not related with the nearest
well, but rather another place and the speed the direction of flow is so
slowly, it is because the rock in the location contained Clay, it is the
difficult to slip off water (impermeable). In any location, there was location
that has a bit of permeable
Keyword:
the water of well, dome, the flow of groundwater
PENDAHULUAN
Keberadaan air
menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap makhluk hidup baik dari segi
fungsi, keberadaan maupun kegunaannya. Kebutuhan air penduduk dapat diperoleh
dari air permukaan maupun airtanah. Sostrodarsono (1983) menyatakan bahwa
airtanah adalah air yang bergerak dalam batuan yang terdapat di dalam ruang
antar butir yang diikat di dalam retak-retak dari batuan disebut air celah (fissure water).
Keberadaan
airtanah dapat ditemukan pada formasi batuan permeabel (tembus air) yang
dikenal sebagai akuifer (reservoir)
yang merupakan formasi jenuh air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar
untuk bergerak melalui celah batuan. Airtanah juga ditemukan pada akuiklud
(dasar semi permeabel) yang mengandung air tetapi tidak mampu meloloskan air ke tempat lain seperti liat
(diolah dari Seyhan, 1990: 256).
Pada
kenyataannya, meskipun keberadaan airtanah dirasa cukup untuk menjadi
persediaan bagi kebutuhan makhluk hidup, namun ada beberapa tempat yang mungkin
kekurangan airtanah, hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang menghambat
tertampungnya air bawah tanah pada tempat tersebut. Seperti halnya batuan,
jenis tanah yang tidak bisa meloloskan air (impermeable)
dan sebagainya. Selain faktor tersebut karena kurangnya pengetahuan warga dalam
menentukan tempat yang sesuai untuk pembuatan sumur sebagai tempat akumulasi
airtanah dan kurangnya pemahaman warga tentang arah aliran airtanah.
Maka dari itu,
dengan dilakukannya kegiatan pengukuran hidrogeologi ini dapat diketahui arah
aliran air dan pusat air di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten
Bandung, sehingga dalam pembuatan sumur sesuai dengan kondisi airtanah yang ada
pada batuan tersebut.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimana arah aliran
air bawah tanah (groundwater) yang
terdapat di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung ?
2. Dimana
aliran
air (dome) bawah tanah yang terdapat di Desa Cisondari Kecamatan
Pasirjambu Kabupaten Bandung ?
Tujuan Penelitian
1. Menentukan
arah aliran air bawah tanah (groundwater)
yang terdapat di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.
2. Mengetahui
aliran air (dome) yang terdapat di
Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.
METODE
Partisipan
Dalam penelitian
ini, kami melakukan pengukuran dengan menggunakan tiga sampel sumur di rumah
warga yang terdapat di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung
selama satu hari pada tanggal 25 Oktober 2014. Lokasi ketiga sumur tersebut
berjarak sekitar 200 meter.
Pengumpulan
Data
Data diperoleh dengan cara sebagai
berikut.
1.
Mengukur kedalaman
masing-masing sumur dengan memasukan meteran
(roll meter) yang
telah diberikan pemberat.
2. Mengukur
diameter masing-masing sumur.
Analisis Data
Analisis
data dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan
data hasil pengukuran ketiga sumur tersebut.
2. Melakukan
plotting di Peta RBI (Rupa Bumi
Indonesia) lembar Pasirjambu.
3. Menentukan
total head ketiga sumur tersebut.
4. Menentukan
arah aliran melalui metode Three Point Problem.
5. Menentukan pusat air dengan
terlebih dahulu menentukan interval dari ketiga total head yang telah
diketahui.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Mengumpulkan data
Langkah awal yang dilakukan adalah
melakukan pengumpulan data dari ketiga sumur warga di daerah penelitian dengan
mengukur beberapa bagian sumur. Berikut ini merupakan skema pengukuran sumur,
seperti pada Gambar 1.

Sumber
: http://www.scribd.com/doc/252220021/flownet-dan-ekuipotensial
Gambar 1: Skema
pengukuran sumur
Keterangan :
a = kedalaman muka airtanah
b = kedalaman dari
bibir sumur ke permukaan air
c = kedalaman permukaan
air dari dasar sumur
Dalam menentukan
sumur mana yang akan dijadikan pengukuran, jarak antar sumur harus lebih dari
100 m untuk meminimalisir adanya kesamaan arah aliran dan pusat air (dome). Berikut skema jarak antar sumur
dan data hasil pengukuran pada tiga sumur warga di daerah kajian, seperti pada
Gambar 2.

Sumber : Diolah
oleh penulis (2014)
Gambar 2. Jarak
antar lokasi Sumur Pengukuran
Berdasarkan pengukuran ketiga sumur yang telah
dilakukan di lapangan, maka didapat data yang dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data
Hasil Pengukuran Sumur
No
Sumur
|
Jarak
antarsumur
|
Kedalaman
|
Diameter
sumur
|
|||
A
|
B
|
c
(a-b)
|
||||
1
|
1
ke 2
|
200
m
|
3,11
m
|
0,71
m
|
2,40
m
|
1,07
m
|
2
|
2
ke 3
|
125
m
|
3,35
m
|
0,82
m
|
2,53
m
|
0,82
m
|
3
|
1
ke 3
|
200
m
|
1,88
m
|
0,74
m
|
1,135
m
|
1,04
m
|
Sumber
: Hasil pengukuran di lapangan tahun 2014
Melakukan plotting di
peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) lembar Pasirjambu No. 1208-544
Setelah
mendapatkan data dari ketiga sumur tersebut, langkah berikut yang dilakukan
yaitu plotting. Plotting disini berfungsi untuk mengetahui letak keberadaan di peta RBI (Rupa Bumi
Indonesia), mengenai letak plotting tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Lokasi praktikum hidrogeologi
Pengukuran air
sumur pada tiga titik yang tersebar disekitar Desa Cisondari Kecamatan Pasir
Jambu, titik pertama (sumur 1) terletak pada
Koordinat : 070 05’ 35,0” BT dan 107o 28’ 51,5”
LS, Elevasi : 1.083
mdpl. Titik ke dua (sumur 2) terletak pada Koordinat : 07o 05’ 32,1”
BT dan 107o 28’ 44,2’’ LS, Elevasi : 1.056 mdpl. Dan titik ke tiga (sumur 3)
terletak pada Koordinat : 07o 05’ 36,2” BT dan 107o 28’
45,3” LS, Elevasi : 1053
mdpl.
Menghitung Total Head
Total Head
= Elevasi (m) – kedalaman dari bibir sumur ke permukaan air (m)
|
Total head
merupakan jarak antara isopiezometrik dengan
ketinggian sumur. Rumus total head adalah sebagai berikut.
· Sumur
1 (Plot 1)
Total
Head = Elevasi – kedalaman
= 1083,50 – 0,71 = 1082,79
·
Sumur 2 (Plot 2)
Total
Head = Elevasi – kedalaman
= 1.056,25 - 0,82 = 1055,43
·
Sumur 3 (Plot 3)
Total
Head = Elevasi – kedalaman
= 1053,125 - 0,74
= 1052,38
Membuat
arah aliran airtanah
Setelah nilai
total head pada masing-masing sumur
didapat, maka langkah selanjutnya adalah membuat arah aliran airtanah dari
elevasi tertinggi ke elevasi terendah sehingga akan tampak di mana yang menjadi
titik pusat aliran atau yang disebut domenya. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar
4 dan Gambar 5.


Gambar 4. Gambar
5.
Keterangan:
Gambar
5
|
||||
![]() |
||||


Gambar
4 di atas menunjukkan sketsa letak, jarak dan total head masing-masing ketiga
sumur di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Sketsa Gambar
5 di atas menunjukkan arah aliran air bawah tanah. Dalam menentukan arah aliran
sumur, hal yang pertama dilakukan yaitu mencari nilai x diantara total head tertinggi dan terendah. Adapun
penghitungannya sebagai berikut.




Setelah mendapatkan
nilai x, selanjutnya membuat perpotongan antara sumur 1 dan 2 membentuk sudut
900. Dapat disimpulkan bahwa air pada sumur 3 tidak berasal dari
sumur 1 atau pun sumur 2, melainkan berasal diantara sumur keduanya yaitu sumur
1 dan sumur 2.
Berdasarkan peta
geologi lembar Sindangbarang dan Bandarwaru, Desa Cisondari, Kecamatan
Pasirjambu, Kabupaten Bandung merupakan daerah dengan batuan breksi andesit dan
breksi tuff yang termasuk kedalam clay dengan nilai 10-5 berdasarkan
tabel konduktivitas hidrolik. Menurut hukum Darcy, batuan clay (liat) mempunyai
kemampuan dalam meloloskan air 0,00001 m/hari atau setara dengan 0,01 mm/hari.
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran air bawah tanah di daerah tersebut
tergolong sangat lambat.
Menentukan
pusat air (dome)
Menentukan pusat air
dilakukan untuk mengetahui keberadaan pusat air tersebut. Dalam hal menetukan
keberadaan pusat aliran air dari ketiga sumur, yang harus dilakukan yaitu:
1.
menentukan isopiezometrik
(garis yang menghubungkan airtanah yang sama);
2.
menghubungkan
isopiezometrik yang sama.
Untuk
lebih jelasnya lihat pada Gambar 6.


Gambar
6. Sketsa pusat air
Berdasarkan Gambar 6
pusat air (dome) terdapat pada sumur 1. Hal ini dikarenakan secara garis kontur
airtanah (isopiezometrik) pada sumur 1 menunjukan tempat yang paling rendah
sehingga air akan terakumulasi di tempat tersebut. Kaitannya dengan kualitas
air sehingga untuk mempertahankan kualitas air di sumur 1 maka harus dijaga
agar sumur 2 dan 3 tidak tercemar karena akan berpengaruh pada sumur 1.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, keberadaan air di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu,
Kabupaten Bandung arah aliran dari ketiga sumur tersebut tidak dapat ditentukan
dari total head yang paling tinggi,
akan tetapi air yang terakumulasi pada sumur dengan total head terendah berasal dari airtanah antara sumur 1 dan sumur 2. Sedangkan
jika dilihat dari elevasi, sumur 1 merupakan sumur dengan elevasi terendah,
sehingga pusat air terletak di sumur 1. Oleh karena itu untuk menjaga
kejernihan air sumur 1, maka sumur 2 dan sumur 3 harus terhindar dari
pencemaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Bakosurtanal. 2001. Peta Rupabumi Pasirjambu No. 1208-544 Skala 1: 25.000. Bogor: Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Koesmono, M., dkk. 1996. Peta Geologi
Lembar Sindangbarang dan Bandarwaru, Jawa (1208-5 & 1208-2) Skala 1 :
100.000. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Sosrodarsono, S. 1983. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: P.T.
Pradnya Paramita.
