Minggu, 29 Maret 2015

PKM-AI



Description: C:\Users\ASUS_PC\Pictures\serba-serbi\logo upi.jpg

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
STUDI HIDROGEOLOGI DALAM MENENTUKAN ARAH ALIRAN AIRTANAH DAN PUSAT AIR (DOME) DI DESA CISONDARI, KECAMATAN PASIRJAMBU, KABUPATEN BANDUNG


BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH


Diusulkan oleh:
Muhammad Ridwan Pauji            (1305197)
Ai Fitriani                                     (1305215)
Nurul Sucyati                               (1301020)
Sahid                                            (1206565)
Wildan Wilyani                            (1307389)





UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015









































STUDI HIDROGEOLOGI DALAM MENENTUKAN ARAH ALIRAN AIRTANAH DAN PUSAT AIR (DOME) DI DESA CISONDARI, KECAMATAN PASIRJAMBU, KABUPATEN BANDUNG

Ai Fitriani, Muhammad Ridwan Pauji, Nurul Sucyati, Sahid, Wildan Wilyani
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Kebutuhan air tidak selamanya sebanding dengan kualitas dan ketersediaan air. Penelitian ini berupaya untuk membantu masyarakat dalam kesulitan memenuhi kebutuhan air terutama air sumur. Fokus penelitian ini untuk mengetahui arah aliran, pusat airtanah dan ketersediaan air di daerah penelitian. Untuk mengkaji masalah tersebut menggunakan penelitian kuantitatif-deskriptif. Data yang diperoleh merupakan hasil pengukuran kedalaman dan diameter sumur. Analisis dilakukan dengan plotting, menentukan total head dan menentukan arah aliran melalui Metode Three Point Problem. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa arah aliran sumur yang menjadi objek kajian tidak berhubungan dengan sumur yang berdekatan, melainkan berasal dari tempat lain dan untuk kecepatan arah aliran tersebut cenderung sangat lambat, hal ini dikarenakan batuan yang terdapat di desa tersebut banyak mengandung Clay, yakni batuan yang sulit meloloskan air (impermeabel). Sedangkan di beberapa tempat, ada juga daerah yang batuannya agak permeable (meloloskan air).
Kata kunci : air sumur, pusat air, aliran airtanah
ABSTRACT
The necessity of water is not compareable with the quality and  supply of water. This research attempts to help the society to solves the problem of the difficulty to complete the necessity of water especially the water of well. This research focuses to knowing the direction of flow, dome, and the necessity of water in the research location. To inspect the problem uses quantitative-descriptive research. Data is gained from measuring of the dept well and diameter of well. Analysis do by plotting, determine total head and determine water direction flow pass through Three Point Problem Method. The result of this reseach indicates that the direction flow that be object the research is not related with the nearest well, but rather another place and the speed the direction of flow is so slowly, it is because the rock in the location contained Clay, it is the difficult to slip off water (impermeable). In any location, there was location that has a bit of permeable
Keyword: the water of well, dome, the flow of groundwater




PENDAHULUAN
Keberadaan air menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap makhluk hidup baik dari segi fungsi, keberadaan maupun kegunaannya. Kebutuhan air penduduk dapat diperoleh dari air permukaan maupun airtanah. Sostrodarsono (1983) menyatakan bahwa airtanah adalah air yang bergerak dalam batuan yang terdapat di dalam ruang antar butir yang diikat di dalam retak-retak dari batuan disebut air celah (fissure water).
Keberadaan airtanah dapat ditemukan pada formasi batuan permeabel (tembus air) yang dikenal sebagai akuifer (reservoir) yang merupakan formasi jenuh air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melalui celah batuan. Airtanah juga ditemukan pada akuiklud (dasar semi permeabel) yang mengandung air tetapi tidak mampu  meloloskan air ke tempat lain seperti liat (diolah dari Seyhan, 1990: 256).
Pada kenyataannya, meskipun keberadaan airtanah dirasa cukup untuk menjadi persediaan bagi kebutuhan makhluk hidup, namun ada beberapa tempat yang mungkin kekurangan airtanah, hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang menghambat tertampungnya air bawah tanah pada tempat tersebut. Seperti halnya batuan, jenis tanah yang tidak bisa meloloskan air (impermeable) dan sebagainya. Selain faktor tersebut karena kurangnya pengetahuan warga dalam menentukan tempat yang sesuai untuk pembuatan sumur sebagai tempat akumulasi airtanah dan kurangnya pemahaman warga tentang arah aliran airtanah.
Maka dari itu, dengan dilakukannya kegiatan pengukuran hidrogeologi ini dapat diketahui arah aliran air dan pusat air di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, sehingga dalam pembuatan sumur sesuai dengan kondisi airtanah yang ada pada batuan tersebut.
Rumusan masalah
1.      Bagaimana arah aliran air bawah tanah (groundwater) yang terdapat di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung ?
2.      Dimana aliran air (dome) bawah tanah  yang terdapat di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung ?
Tujuan Penelitian
1.      Menentukan arah aliran air bawah tanah (groundwater) yang terdapat di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.
2.      Mengetahui aliran air (dome) yang terdapat di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.
METODE
Partisipan
Dalam penelitian ini, kami melakukan pengukuran dengan menggunakan tiga sampel sumur di rumah warga yang terdapat di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung selama satu hari pada tanggal 25 Oktober 2014. Lokasi ketiga sumur tersebut berjarak sekitar 200 meter.
Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara sebagai berikut.
1.      Mengukur kedalaman masing-masing sumur dengan memasukan meteran  (roll meter) yang telah diberikan pemberat.
2.      Mengukur diameter masing-masing sumur.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
1.      Mengumpulkan data hasil pengukuran ketiga sumur tersebut.
2.      Melakukan plotting di Peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) lembar Pasirjambu.
3.      Menentukan total head ketiga sumur tersebut.
4.      Menentukan arah aliran melalui metode Three Point Problem.
5.      Menentukan pusat air dengan terlebih dahulu menentukan interval dari ketiga total head yang telah diketahui.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengumpulkan data
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data dari ketiga sumur warga di daerah penelitian dengan mengukur beberapa bagian sumur. Berikut ini merupakan skema pengukuran sumur, seperti pada Gambar 1.

Description: Description: D:\cats (2).jpg
Sumber : http://www.scribd.com/doc/252220021/flownet-dan-ekuipotensial
Gambar 1: Skema pengukuran sumur

Keterangan :
a = kedalaman muka airtanah
b = kedalaman dari bibir sumur ke permukaan air
c = kedalaman permukaan air dari dasar sumur

Dalam menentukan sumur mana yang akan dijadikan pengukuran, jarak antar sumur harus lebih dari 100 m untuk meminimalisir adanya kesamaan arah aliran dan pusat air (dome). Berikut skema jarak antar sumur dan data hasil pengukuran pada tiga sumur warga di daerah kajian, seperti pada Gambar 2.
Description: D:\Perkuliahan\Akademik\Semester 3\Hidrologi\Praktikum\jadi scan\hidro2 fix (2).jpg
Sumber : Diolah oleh penulis (2014)
Gambar 2. Jarak antar lokasi Sumur Pengukuran
Berdasarkan pengukuran ketiga sumur yang telah dilakukan di lapangan, maka didapat data yang dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Sumur
No Sumur
Jarak antarsumur
Kedalaman
Diameter sumur
A
B
c (a-b)
1
1 ke 2
200 m
3,11 m
0,71 m
2,40 m
1,07 m
2
2 ke 3
125 m
3,35 m
0,82 m
2,53 m
0,82 m
3
1 ke 3
200 m
1,88 m
0,74 m
1,135 m
1,04 m
Sumber : Hasil pengukuran di lapangan tahun 2014

Melakukan plotting di peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) lembar Pasirjambu No. 1208-544
Setelah mendapatkan data dari ketiga sumur tersebut, langkah berikut yang dilakukan yaitu plotting. Plotting disini berfungsi untuk mengetahui letak keberadaan di peta RBI (Rupa Bumi Indonesia), mengenai letak plotting tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Lokasi praktikum hidrogeologi
Pengukuran air sumur pada tiga titik yang tersebar disekitar Desa Cisondari Kecamatan Pasir Jambu, titik pertama (sumur 1) terletak pada  Koordinat : 070 05’ 35,0” BT dan 107o 28’ 51,5” LS, Elevasi : 1.083 mdpl. Titik ke dua (sumur 2) terletak pada Koordinat : 07o 05’ 32,1” BT dan 107o 28’ 44,2’’ LS, Elevasi : 1.056 mdpl. Dan titik ke tiga (sumur 3) terletak pada Koordinat : 07o 05’ 36,2” BT dan 107o 28’ 45,3” LS, Elevasi : 1053 mdpl.
Menghitung Total Head
Total Head = Elevasi (m) – kedalaman dari bibir sumur ke permukaan air (m)
Total head merupakan jarak antara isopiezometrik dengan ketinggian sumur. Rumus total head adalah sebagai berikut.
·       Sumur 1 (Plot 1)
     Total Head = Elevasi – kedalaman
                      = 1083,50 – 0,71 = 1082,79
·       Sumur 2 (Plot 2)
     Total Head = Elevasi – kedalaman
                       = 1.056,25 - 0,82 = 1055,43
·       Sumur 3 (Plot 3)
     Total Head = Elevasi – kedalaman
                       = 1053,125 - 0,74 = 1052,38
Membuat arah aliran airtanah
Setelah nilai total head pada masing-masing sumur didapat, maka langkah selanjutnya adalah membuat arah aliran airtanah dari elevasi tertinggi ke elevasi terendah sehingga akan tampak di mana yang menjadi titik pusat aliran atau yang disebut domenya. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4 dan Gambar 5.
Description: D:\Perkuliahan\Akademik\Semester 3\Hidrologi\Praktikum\jadi scan\sumur.jpgDescription: J:\hidro2 fix.jpg







Gambar 4.                                                           Gambar 5.
Keterangan:
Gambar 5






: Arah aliran air bawah tanah yang menuju ke sumur 3
 


 


Text Box: : Garis khayal
Gambar 4 di atas menunjukkan sketsa letak, jarak dan total head masing-masing ketiga sumur di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Sketsa Gambar 5 di atas menunjukkan arah aliran air bawah tanah. Dalam menentukan arah aliran sumur, hal yang pertama dilakukan yaitu mencari nilai x diantara total head tertinggi dan terendah. Adapun penghitungannya sebagai berikut.
                                                                                 
                                                                                       m
Setelah mendapatkan nilai x, selanjutnya membuat perpotongan antara sumur 1 dan 2 membentuk sudut 900. Dapat disimpulkan bahwa air pada sumur 3 tidak berasal dari sumur 1 atau pun sumur 2, melainkan berasal diantara sumur keduanya yaitu sumur 1 dan sumur 2.
Berdasarkan peta geologi lembar Sindangbarang dan Bandarwaru, Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung merupakan daerah dengan batuan breksi andesit dan breksi tuff yang termasuk kedalam clay dengan nilai 10-5 berdasarkan tabel konduktivitas hidrolik. Menurut hukum Darcy, batuan clay (liat) mempunyai kemampuan dalam meloloskan air 0,00001 m/hari atau setara dengan 0,01 mm/hari. Dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran air bawah tanah di daerah tersebut tergolong sangat lambat.
Menentukan pusat air (dome)
Menentukan pusat air dilakukan untuk mengetahui keberadaan pusat air tersebut. Dalam hal menetukan keberadaan pusat aliran air dari ketiga sumur, yang harus dilakukan yaitu:
1.      menentukan isopiezometrik (garis yang menghubungkan airtanah yang sama);
2.      menghubungkan isopiezometrik yang sama.
Untuk lebih jelasnya lihat pada Gambar 6.
Description: D:\Perkuliahan\Akademik\Semester 3\Hidrologi\Praktikum\jadi scan\SCAN 3 (2).jpg
Gambar 6. Sketsa pusat air
Berdasarkan Gambar 6 pusat air (dome) terdapat pada sumur 1. Hal ini dikarenakan secara garis kontur airtanah (isopiezometrik) pada sumur 1 menunjukan tempat yang paling rendah sehingga air akan terakumulasi di tempat tersebut. Kaitannya dengan kualitas air sehingga untuk mempertahankan kualitas air di sumur 1 maka harus dijaga agar sumur 2 dan 3 tidak tercemar karena akan berpengaruh pada sumur 1.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keberadaan air di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung arah aliran dari ketiga sumur tersebut tidak dapat ditentukan dari total head yang paling tinggi, akan tetapi air yang terakumulasi pada sumur dengan total head terendah berasal dari airtanah antara sumur 1 dan sumur 2. Sedangkan jika dilihat dari elevasi, sumur 1 merupakan sumur dengan elevasi terendah, sehingga pusat air terletak di sumur 1. Oleh karena itu untuk menjaga kejernihan air sumur 1, maka sumur 2 dan sumur 3 harus terhindar dari pencemaran.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Bakosurtanal. 2001. Peta Rupabumi Pasirjambu No. 1208-544 Skala 1: 25.000. Bogor: Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
Koesmono, M., dkk. 1996. Peta Geologi Lembar Sindangbarang dan Bandarwaru, Jawa (1208-5 & 1208-2) Skala 1 : 100.000. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Sosrodarsono, S. 1983. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: P.T. Pradnya Paramita.