1. Konsep
Geografi merupakan unsur yang penting dalam memahami fenomena atau kejadian
geografi (alam dan sosial). Penjelasan konsep geografi selalu berkaitan dengan
persebaran, hubungan, fungsi, bentuk, pola, dan proses terjadinya (http://fastrans22.blogspot.com).
Konsep
Geografi terbagi atas 10 konsep yaitu.
a. Lokasi
b. Jarak
c. Keterjangkauan
d. Pola
e. Morfologi
f. Aglomerasi
g. Nilai
Kegunaan
h. Diferensiasi
Area
i.
Interaksi dan interdependensi
j.
Keterkaitan Keruangan
Konsep yang akan di
ambil dalam menjelaskan fenomena kependudukan yaitu
-
Pola
Pola adalah bentuk,
struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala
alam maupun gejala sosial.
Pola kaitannya dengan
fenomena kependudukan yaitu mengenai permukiman yang dihuni penduduk. Pola
permukiman ada yang berbentuk memanjang jalan, memanjang sungai, radial,
tersebar, meamanjang pantai dan sejajar dengan jalan kereta api. Dilihat dari
pola permukiman tersebut dapat menganalisa fenomena penduduk serta menunjukkan
bagaimana aktivitas sosial atau mata pencaharian yang tinggal di suatu pola
permukiman. Misalnya, pola permukiman yang memanjang pantai umumnya bermata
pencaharian sebagai nelayan, permukiman dengan pola tersebar umumnya permukiman
yang terdapat di perdesaan, dsb.
-
Morfologi
Morfologi adalah konsep
yang menjelaskan mengenai struktur luar dari batu-batuan yang menyusun bentuk
morfologi permukaan bumi (pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan,
lembah, dsb).
Morfologi kaitannya
dengan fenomena penduduk yaitu kita dapat menganalisa bagaimana kondisi
penduduk yang tinggal di dataran tinggi, dataran rendah dan pantai.
Penduduk yang tinggal
di dataran tinggi umumnya belum berkembang, hal ini dikarenakan morfologi
dataran tinggi yang curam mengakibatkan sulitnya akses yang diperoleh oleh
penduduk dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Berbeda dengan penduduk
yang tinggal di dataran rendah umumnya sudah mengalami kemajuan, hal ini
dikarenakan morfologi dataran rendah yang datar memudahkan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
-
Interaksi dan interdependensi
Interaksi/Interpendensi
adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah
dengan daerah lain untuk saling memenuhi kebutuhannya.
Sebagai makhluk social,
tentunya kita sangat membutuhkan satu sama lain. Untuk itu, dalam melangsungkan
sebuah kehidupan kita harus berinteraksi dan bergantung kepada yang lain. Dalam
fenomena kependudukan pun, interaksi sangat diperlukan misalnya penduduk desa
sebagai pemasok tenaga kerja dan penduduk kota sebagai pemasok bahan produksi
untuk penduduk desa.
2.
- Pandangan Barat
Di negara-negara barat evolusi dan
pengorganisasian subyek geografi kependudukan banyak terbantu oleh
pembelaan-pembelaan dari Trewartha, stimulus-stimulus dari Persatuan Geografi
Internasional (International Geographic Union), kajian-kajian sistematik
perintis dan kewilayahan dari ahli geografi Perancis George dan
Beaujeu-Garnier, dan propaganda intensif dari Zelinsky. Tapi walaupun Zelinsky
berargumen bahwa ”kita punya hak penuh untuk berharap bahwa geografi
kependudukan akan mampu bergeser dari posisi pinggiran seperti saat ini ke
posisi sentral di dalam ranah ilmu geografi”, seperti banyak ahli yang
lain ia menemukan beberapa kesulitan untuk melindungi bidang geografi
kependudukan. Ia menyimpulkan bahwa daftar karakteristik kemanusiaan dari
kepentingan praktis para ahli geografi kependudukan mungkin dapat
disetarakan dengan ”karakteristik yang muncul dalam jadwal-jadwal pengurutan
sensus dan sistem registrasi vital dari negara-negara yang lebih maju dalam
bidang statistik”. Karakteristik kemanusian dapat digolongkan ke dalam tiga
kelompok : (a)Angka / jumlah absolut ; (b) (i) karakteristik fisik : usia,
seks, ras, ketidaksehatan, kecerdasan ; (ii) karakteristik sosial : status
pernikahan, keluarga, rumah tangga, tempat tinggal, kebisaan baca, pendidikan,
bahasa, agama, kewarganegaraan, kelompok etnis ; (iii) karakteristik ekonomi :
industri, pekerjaan/profesi, pendapatan ; (c)dinamika kependudukan : kesuburan,
kematian, migrasi, perubahan (http://www.academia.edu).
Dapat
disimpulkan, pandangan Barat terhadap Geografi penduduk lebih menekankan pada
karakteristik kemanusiaan seperti angka/jumlah absolut, karakteristik fisik,
social, ekonomi serta dinamika kependudukannya. Karakteristik ini mempermudah
melaukan sensus atau system registrasi dalam bidang statistic.
-
Pandangan Timur
Paham-paham dasar dari teori Marxis sebagai
pandangan dari Timur berada pada posisi yang bertentangan dengan
pandangan bahwa manusia dapat dilebur, secara sadar atau tidak sadar, oleh
lingkungan fisiknya. Bagi kaum Marxis, manusia dan organisasi sosialnya adalah
merupakan ukuran dan faktor dominan dari eksistensi manusia. Mereka juga
menganggap bahwa aspek-aspek produktif dari penduduk adalah yang paling penting
di dalam distribusi penduduk, dan konsekuensinya menganggap geografi
kependudukan berada di dalam ranah rerangka kerja geografi perekonomian.
Konsepsi mereka tentang geografi kependudukan jauh lebih luas daripada di
Barat; hal ini mencakup geografi perkotaan dan permukiman pedesaan,
sejarah geografis kependudukan, geografi etnografis, and geografi sumberdaya
ketenagakerjaan.
Tidak ada
keraguan bahwa geografi kependudukan memiliki kesatuan universal di dalam
perencanaan regional dan perkotaan. Tidak ada tempat lain yang lebih
membutuhkan kajian-kajian geografi kependudukan daripada Negara-negara sedang
berkembang yang baru muncul dan terbelakang dalam statistik yang berusaha keras
untuk meningkatkan standard hidupnya. Analisis kependudukan juga merupakan
elemen esensial dari semua geografi kewilayahan, walaupun kajian-kajian
regional terdahulu telah terlalu sering melibatkan pemeriksaan mendetail
terhadap lingkungan, habitat dan ekonomi dan telah mengabaikan pengaruh-pengaruh
dan dampak-dampak demografis yang berbeda-beda. Tanpa pertimbangan yang serius
terhadap aspek-aspek seperti itu tidak mungkin untuk menilai evolusi social dan
ekonomi dari wilayah manapun (http://www.academia.edu).
Dapat disimpulkan, bahwa pandangan Timur mengenai
Kependudukan lebih luas cakupannya. Tidak hanya melihat dari karakteristik
kemanusiaan saja, tetapi melihat aspek luar yang mempengaruhinya serta dampak
yang ditimbulkannya. Sehingga dari karakteristik kemanusiaan akan menimbulkan
dampak demografis kehidupan yang lebih luas.
3. Factor yang
mempengaruhi persebaran penduduk dunia
-
faktor fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat
tinggal yang baik, strategis, tanah subur, relief baik, cukup air, dan daerahnya
aman
-
faktor bilogi
Tingkat pertumbuhan penduduk
disetiap daerah adalah berbeda-beda. hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
tingkat kematian, tingkat kelahiran, dan angka perkawinan.
-
faktor kebudayaan dan teknologi
Daerah yang memasyarakatkan maju,
pola berpikirnya bagus, dan keadaan pembangunan fisiknya maju akan tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan daerah yang terbelakang.
Kepadatan penduduk berkaitan dengan
daya dukung (carrying capacity) suatu wilayah. Indikator yang umum dipakai
adalah Rasio Kepadatan Penduduk (density ratio) yaitu rasio yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa
banyaknya penduduk per kilometer persegi pada tahun tertentu (http://brainly.co.id).
4. Teori
kependudukan menurut Malthus
Aliran Malthusian
dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seorang pendeta yang hidup pada
tahun 1798 hingga tahun 1834. Tulisan monumentalnya An Essay on The
Principle of Population as it Affect Future Improvemenet of Society, with
remarkson the speculations of Mr. Godwin, Mr. Condorcet and other Writer atau
lebih populer dengan sebutan Prinsip Kependudukan (The Principle of
Population) diterbitkan pertama kali pada tahun 1798.
Ia
menyatakan bahwa penduduk itu (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang)
apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tinggi pertumbuhan ini
disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki dan
perempuan tidak bisa dihentikan.
Manusia
memerlukan makanan, sedangkan laju pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada
laju pertumbuhan makanan. Perkembangan penduduk akan mengikuti deret urut
sedangkan perkembangan subsistem (pangan) mengikuti deret hitung.
Jika
kondisi ini dibiarkan maka manusia akan mengalami kekurangan pangan dan
kemiskinan. Untuk keluar dari permasalah ini menurut Malthus harus ada
pengekangan perkembangan penduduk. Pengekangan tersebut dapat berupa
pengekangan segera dan pengekangan hakiki. Yang dimaksud dengan pengekangan
hakiki adalah pangan. Sedangkan bentuk pengekangan segera adalah bentuk preventive
check dan positive check (http://ariaantiy.blogspot.com).
Analisa
Teori Kependudukan menurut Malthus, bahwa
pertumbuhan penduduk berkembang berdasarkan deret ukur sedangkan pertumbuhan
produksi makanan berkembang berdasar deret hitung. Sehingga menurutnya, pada
masa mendatang penduduk akan kekurangan bahan produksi makanan. Sehingga
pemecahannya harus membatasi kelahiran maka muncullah istilah KB (Keluarga
Berencana).
Pandangan
serta pemecahan
Pada dasarnya pandangan Malthus tersebut hanyalah
sebuah teori, teori itu sifatnya tidak tetap namun dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Teori tersebut berasal dari pandangan Kapitalisme yang
segala sesuatunya di ukur oleh sebuah materi. Sebagai seorang muslim, tentu kita
meyakini akan adanya Allah sang Pencipta yang mengurus makhluk-Nya atas
kehendak-Nya. Kekurangan bahan pangan serta kelebihan penduduk tentu dapat
diatasi pula atas kehendak-Nya. Sehingga teori tersebut belum tentu terjadi di
kehidupan nyata. Namun kita pun sebagai manusia haruslah realistis dengan
keadaan yang ada. Dengan pendapatan yang minimal tentu harus mngurus kelahiran
dengan cukup pula, misalnya penghasilan sebuah keluarga Rp. 1.000.000, tidak
mungkin ia harus memiliki anak hingga lima, maka harus disesuaikan.
Kesimpulan
Kita boleh saja percaya terhadap teori tersebut,
namun kita tidak boleh meyakininya sebagai landasan utama. Karena kita percaya
dan yakin hanya kepada Allah semata yang pada hakikatnya Ia adalah Sang
Pengatur Kehidupan. Namun kita pun harus bersifat realistis dalam menjalani
kehidupan. Sehingga kita tidak meyakini teori Kapitalisme/Sosialisme sebagai
landasan keyakinan kita. Sebagai seorang mslim tentunya landasan Islam lah yang
paling utama.
Sumber:
http://ariaantiy.blogspot.com. [Online]. Diakses pada 28 Maret
2015 pukul 15.40 WIB.
http://www.academia.edu. [Online]. Diakses pada 28 Maret
2015 pukul 15.13 WIB.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar