Jumat, 05 September 2014

bimbingan konseling

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Observasi
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal demikian menunjukkan bahwa begitu mulianya tujuan yang dicita-citakan dari sebuah proses pendidikan. Salah satu proses atau kegiatan yang mengarah pada terealisasinya tujuan tersebut adalah kegiatan belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Adapun tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia.
Demi terealisasinya tujuan pendidikan tersebut, maka suatu lembaga pendidikan harus menciptakan sistem pembelajaran secara optimal, baik dilihat dari segi kualitas pembelajaran dan kualitas peserta didik.
Dari kualitas pembelajaran bisa dilihat dari penyempurnaan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi kurikulum 2013 yang mengarahkan peserta didik harus aktif dan inovatif dalam proses pembelajaran. Di samping itu, berbagai fasilitas yang tersedia juga sangat mendukung dalam kualitas pembelajaran peserta didik.
Namun, hal tersebut pula tidak akan terealisasi secara optimal jika kualitas dari peserta didik tidak mendukung. Maka, sudah menjadi tugas seorang pendidik harus memerhatikan tingkah laku, kebiasaan dan latar belakang peserta didik agar output dari sebuah pembelajaran atau pendidikan menjadi berkualitas.
Untuk itu, sebagai calon pendidik penyusun melakukan observasi ke SMK Vijaya Kusuma guna melatih kemampuan mengamati tingkah laku, kebiasaan dan latar belakang siswa agar bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran kelak.

B.     Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1.      mengetahui dan mendeskripsikan profil latar belakang siswa bermasalah dan berprestasi;
2.      mengetahui dan mendeskripsikan faktor penyebab daan faktor pendukung;
3.      mengetahui dan mendeskripsikan prognosis (tindakan);
4.      mengetahui dan mendeskripsikan rekomendasi treatment.

C.    Manfaat
Laporan ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan bagi:
1.      penyusun, sebagai wahana melatih kemampuan mengamati tingkah laku siswa, menambah pengalaman, pengetahuan dan konsep keilmuan mengenai cara penanganan siswa berprestasi dan siswa bermasalah.
2.      pembaca/pendidik, sebagai media informasi tentang penaganan siswa berprestasi dan siswa bermasalah, prognosis dan rekomendasi treatment yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran.



BAB II
KASUS DAN PEMBAHASAN

A.    Siswa Bermasalah
1.      Profil Latar Belakang
Perkembangan adalah kata yang tak lepas dari sosok makhluk hidup. McLeod (1989) mengungkapkan “Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan a stage of development.” (Syah, 2010: 40)
Masa remaja merupakan masa dimana berkembangnya berbagai aspek, baik aspek fisik, mental dan lain-lain. Dalam perubahannya anak bisa berubah ke arah yang positif maupun negative tergantung berbagai faktor yang ada di sekelilingnya.
Dalam hal mengamati perubahan anak haruslah dilibatkan orang terdekatnya baik itu orang tua, pihak sekolah, maupun pihak masyarakat. Pada masa remaja ini biasanya terdapat pada anak yang sedang duduk di bangku SMA/SMK/MA sederajat. Mereka selalu salah dalam mengatasi perubahan yang ada pada diri mereka sehingga tak jarang menimbulkan berbagai permasalahan yang kaitannya dengan dunia pendidikan, dan sangat menganggu kenyamanan bagi siswa lain, pihak sekolah maupun masyarakat.
Dalam mengatasi hal tersebut maka diperlukan pendekatan melalui bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan guru. Karena guru merupakan sumber informasi utama yang mengetahui latar belakang siswa, di samping itu guru dibantu oleh konselor agar masalah siswa mampu dipecahkan dengan baik.
Begitu pun dengan siswa SMK Vijaya Kusuma kelas X Otomotif, yang tak sedikit mereka tidak bisa mengatasi perubahannya, sehingga banyak di antara mereka yang bermasalah khususnya berkaitan dengan proses pembelajarannya.
2.      Faktor Penyebab
Setiap prilaku pasti terdapat faktor penyebabnya. Begitu pun dalam hal kenakalan remaja atau siswa bermasalah tentulah ada faktor yang menyebabkan siswa melakukan hal tersebut. Dalam sosiologi, kenakalan remaja yang dikaitkan dengan prilaku yang menyimpang, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu, pertama faktor internal seperti kepribadian, keluarga, dan lain-lain. Kedua, faktor sub kebudayaan yang menyimpang (eksternal) seperti lingkungan, teman maupun media.
Dalam buku (Arifin, 1976 :127) dijelaskan beberapa faktor yang menyebabkan siswa bermasalah yaitu sebagai berikut.
a.       Faktor sekitar atau lingkungan (environment).
b.      Faktor kepribadian (personality) anak sendiri, yang selanjutnya dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor makro (faktor yang lebih luas) dan faktor mikro (faktor yang lebih sempit). Pengkategorian tersebut menjadi lebih jelas disajikan dalam bagan.

Faktor sekitar
Faktor kepribadian
1.      Faktor makro
1.         Keadaan ekonomi masyarakat
2.         Masa/daerah peralihan
3.         Keretakan hidup keluarga
1.      Penyakit syaraf
2.      Penyakit jiwa
2.      Faktor mikro
1.        Praktek mengasuh anak
2.        Pengaruh teman sebaya
3.        Pengaruh pelaksanaan hukum
1.      Dorongan nafsu berlebihan
2.      Penilaian yang tidak tepat kepada diri sendiri dan orang lain
3.      Pandangan terhadap diri sendiri yang negative

Penjelasannya adalah sebagai berikut.
a.       Keadaan ekonomi masyarakat
Sebagai faktor lingkungan (sekitar), keadaan ekonomi keluarga yang rendah adalah dapat menjadi salah satu penyebabyang kuat bagi timbulnya anak-anak/remaja nakal. Sudah tentu sosio-ekonomis rendah tersebut harus diartikan dalam hubungannya dengan standard ekonomi masyarakat yang ada, jadi dalam pengertian relatif dengan standard ekonomi pada umumnya.
b.      Masa atau daerah peralihan
Daerah atau masa transisi (peralihan) dalam segala bidang sudah tentu akan membawa kepada kegoncangan-kegoncangan psikologis dari suatu masyarakat, terutama di kalangan anak-anak/pemuda di mana perkembangan kejiwaan masih dalam masa transisi pula (masa pubertas dengan gejala-gejalanya). Oleh karena itu, faktor ini lebih mudah memengaruhi anak remaja dan menimbulkan kenakalan remaja.
c.       Keretakan hidup keluarga
Keluarga merupakan faktor utama dalam pembentukan kepribadian anak. Anak bermasalah bisa jadi karena keluarganya bermasalah seperti tekanan emosional, kematian atau cerai sehingga anak kehilangan kasih saying orang tua, kehilangan rasa aman serta kebutuhan fisik dan kesemptan sosial.

Faktor mikro yang berhubungan dengan sejitar ada tiga masalah sebagai berikut.
a.        Praktik/cara mengasuh anak
Pendidikan keluarga memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan anak-anak remaja kita dalam hubungannya dengan tingkah laku serta perkembangannya. Dalam hubungan ini Sheldon dan Glueck (1950 dan 1957) menemukan kenyataan yang berupa ciri-ciri kehidupan keluarga yang ada hubungannya denagn kenakalan remaja.
-          Terlalu mengekang (keras) atau disiplin yang kendor dari ayah terhadap anak laki-laki.
-          Tidak adanya pengawasan anak laki-laki oleh ibunya.
-          Tidak adanya rasa kasih sayang ayah dan ibu terhadap anak laki-laki.
-          Tidak adanya rasa saling terikat antara anggota keluarga.
b.      Pengaruh teman sebaya
Pengaruh ini kadang-kadang lebih besar pengaruhnya kepada anak remaja dari pada pengaruh orang tuanya ataupun gurunya di sekolah.
c.       Pengaruh pelaksanaan hukum
Problema ini harus dihadapi dengan jiwa dan sikap adil dan objektif yang lebih mementingkan kepentingan orang banyak (masalah) dari golongan orang tertentu.
3.      Pragnosis
Dalam hubungannya dengan masalah kenakalan remaja yang telah dikemukakan, maka di samping harus mengetahui faktor penyebabnya, perlu pula mengambil langkah-langkah atau tindakan baik preventif dan kuratif dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
-          Di lingkungan sekolah hendaknya selalu bekerjasama dengan guru/konselor di bidang lain, serta mengadakan diskusi tentang problema remaja tersebut dalam rangka usaha pencegahannya di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
-          Berusaha membina kerjasama dengan lembaga konsultasi remaja yang ada, pejabat peradilan anak-anak dan kepolisian.
-          Apabila terjadi kasus kenakalan, maka haruslah ada pendekatan terhadap anak dengan melakukan dialog atau wawancara.
-          Adanya penyuluhan diskusi atau seminar di sekolah yang dapat mencegah timbulnya permasalahan pada anak remaja.
-          Berusaha membina hubungan atau kerjasama dengan pihak keluarga.
-          Meningkatkan kegiatan keagamaan di sekolah.
-          Berusaha menghindarkan remaja pada pengaruh media yang negative(mengandung unsusr-unsur yang dapat merusak moral remaja) .

4.      Rekomendasi Treatment
Setelah melakukan diagnose dan prognosa terhadap masalah yang timbul, tahap selanjutnya yaitu membuat rekomendasi treatment bagi siswa bermasalah. Treatment adalah perlakuan. Yang dimaksud perlakuan adalah pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami masalah sesuai dengan program yang telah di susun pada tahap prognosis. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan khususnya dalam masalah kesulitan belajar:
-  Melalui bimbingan belajar individual
-  Melalui bimbingan belajar kelompok
-  Melalui remedial teaching untuk mata pelajaran tertentu
-  Melalui bimbingan orang tua di rumah
-  Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah psikologis
-  Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum
-  Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran

B.     Siswa Berprestasi
1.      Profil Latar Belakang
“Anak merupakan aset bangsa”. Itulah salah satu penggalan pidato yang sering diutarakan oleh para pejabat negara. Memang hal tersebut benar, namun asset yang seperti apakah, tidak mungkin anak yang bermasalah.
Masa remaja merupakan masa dimana berkembangnya berbagai aspek, baik aspek fisik, mental dan lain-lain. Dalam perubahannya anak bisa berubah ke arah yang positif maupun negative tergantung berbagai faktor yang ada di sekelilingnya.
Di samping anak remaja yang tidak bisa mengatasi perkembangannya sehingga menimbulkan masalah, namun tidak sedikit masa remaja yang berhasil dalam mengatasi perkembangannya yang cenderung mengarah ke dalam hal positif sehingga mereka merupakan anak yang berprestasi dan membanggakan bagi diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat bahkan negara.
Dalam hal ini, anak perlu bimbingan agar tetap maju dan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih membanggakan. maka diperlukan pendekatan melalui bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan guru. Karena guru merupakan sumber informasi utama yang mengetahui latar belakang siswa, di samping itu guru dibantu oleh konselor.
Begitu pun dengan siswa SMK Vijaya Kusuma kelas X Otomotif, yang tak sedikit mereka yang patut dibanggakan, sehingga banyak di antara mereka yang berprestasi baik dalam bidang akademik dan non akademik di tingkat kabaupaten bahkan provinsi.
2.      Faktor Pendukung
Dalam hal siswa berprestasi tentu terdapat faktor pendukung yang diakibatkannya. Berikut beberapa faktor pendukung yang menyebabkan siswa berprestasi.
a.       Siswa memiliki spesialisasi kemampuan baik dalam bidang akademik seperti IQ di atas rata-rata, atau dalam bidang non akademik (keahlian khusus).
b.       Kesadaran dalam diri siswa untuk mengembangkan potensinya.
c.       Keluarga yang harmonis dan motivasi orang tua yang kuat.
d.      Motivasi dari guru dan kerabat.
e.       Memiliki salah satu tokoh acuan atau idola yang memotivasinya untuk berprestasi.
f.       Sering melakukan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait.
g.      Mengikuti pelatihan/kursus yang menunjang potensi dirinya untuk berkembang.
h.      Media yang memadai.
3.      Pragnosis
Dalam hubungannya dengan masalah siswa berprestasi yang telah dikemukakan, maka di samping harus mengetahui faktor pendukungnya, perlu pula mengambil langkah-langkah atau tindakan baik preventif dan kuratif dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
-          Di lingkungan sekolah hendaknya selalu bekerjasama dengan guru/konselor di bidang lain, serta mengadakan diskusi tentang potensi siswa dalam rangka usaha pencarian bakat di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
-          Harus ada pendekatan dan bimbingan terhadap anak dengan melakukan dialog atau wawancara.
-          Melakukan kegiatan yang dapat menyalurkan potensi anak.
-          Berusaha membina hubungan atau kerjasama dengan pihak keluarga.
-          Memberikan apresiasi terhadap anak yang berprestasi.
4.      Rekomendasi Treatment
Setelah melakukan prognosa, siswa berprestasi pun perlu diberikan treatment agar tetap termotivasi dan mempertahankan prestasinya.
-        Mengikuti pelatihan atau kursus yang dapat menunjang dan lebih memberikan perkembangan bagi potensi anak.
-       Mengikuti arahan atau bimbingan dari berbagai pihak seperti guru, guru BK atau orang tua.
-       Tetap berlatih dan berusaha dan memeprtahankan dan meningkatkan prestasi.

C.    Pembahasan
1.      Siswa Bermasalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 23-24 Mei 2014, penyusun mengambil tiga anak bermasalah dalam salah satu kelas. Berikut data ketiga anak yang bermasalah tersebut berdasarkan angket yang diberikan dengan menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah).



NAMA                             : S-
JENIS KELAMIN          : LAKI-LAKI
KELAS                            : X-OTOMOTIF 1
TANGGAL                     : 23 MEI 2014
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Ingin memperoleh bantuan dalam mendapatkan pekerjaan sambilan untuk melatih diri bekerja sambil sekolah
-          Khawatir tidak menamatkan sekolah pada waktu yang direncanakan
-          Ragu akan kemampuan saya untuk sukses dalam bekerja
-          Belum mampu merencanakan masa depan
-          Khawatir tidak diperlakukan secara wajar atau tidak adil dalam mencari dan/atau melamar pekerjaan
-          Tugas-tugas pekerjaan tidak selesai pada waktunya
-          Sukar memahami penjelasan guru sewaktu pelajaran berlangsung
-          Kurang mampu berolahraga karena kondisi jasmani kurang baik
-          Kurang yakin terhadap kemampuan pendidikan sekarang ini dalam menyiapkan jabatan tertentu nantinya
-          Ragu tentang memeproleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekarang ini
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat pendidikan ini
-          Sering malas belajar
-          Kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
-          Khawatir tugas-tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan atau rendah
-          Mengalami masalah dalam belajar kelompok
-          Mengalami kesulitan dalam ejaan, tata bahasa dan perbendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia
-          Kurang atau susah tidur
-          Mengalami kesulitan dalam pemahaman dan penggunaan istilah atau bahasa Inggris atau Bahasa Asing lainnya
-          Khawatir memeproleh nilai rendah dalam ulangan ataupun tugas-tugas
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Seringkali tidak siap dalam menghadapi ujian
-          Sarana belajar di rumah kurang memadai
-          Mudah lupa
-          Ingin dekat dengan guru
-          Tidak dapat mengambil keputusan tentang apakah akan mencari pekerjaan atau melanjutkan peljaran setamat sekolah ini
-          Mengalami kesulitan dalam mendalami agama
-          Belum menjalankan ibadah agama sebagaimana yang diharapkan
-          Sering bertingkah laku, bertindak atau bersikap kekanak-kanakan
-          Merasa terganggu oleh kesalahan atau keburukan orang lain
-          Tidak mengetahui cara-cara yang tepat untuk mengatakan kepada orang lain tentang sesuatu yang baik/buruk, benar/salah
-          Khawatir atau merasa ketakutan akan akibat perbuatan melanggar kaidah-kaidah agama
-          Kurang taat atau kurang khusyuk dalam menjalankan ibadah agama
-          Mengkhawatirkan kondisi kesehatan keluarga
-          Mengkhawatirkan kondisi pekerjaan orang tua yang bekerja terlalu berat
-          Kurang pandai memimpin atau mudah dipengaruhi orang lain
-          Khawatir tidak mampu menamatkan sekolah ini atau putus sekolah dan harus segera bekerja
-          Tidak mengetahui cara menggunakan waktu senggang yang ada

MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat sekolah ini
-          Mengalami kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-          Khawatir memroleh nilai rendah ketika ujian kelak
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Mengalami kesulitan dalam mendalami agama
-          Belum menjalani agama sebagaimana yang diharapkan
-          Tidak mengetahui cara yang tepat dalam mengatakan baik/buruk, benar/salah
-          Kurang taat dalam menjalankan ibadah
Tidak mengetahui menggunakan waktu senggang

Berdasarkan data hasil AUM, siswa mempunyai masalah namun tidak terlalu fatal. Ia memiliki masalah dalam proses pembelajarannya. Berikut data hasil wawancara kepada siswa tersebut.
Siswa ini tinggal di daerah Parongpong Bandung. Ia pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor milik pribadi. Ia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, dua orang kakaknya sudah bekerja. Sedangkan ayah dan ibunya lengkap, ayahnya bekerja dan ibu adalah ibu rumah tangga biasa.
Penyebab ia memiliki masalah dalam belajar, karena ia jarang belajar di rumah, ia tidak meluangkan waktu untuk belajar. Di samping itu, perhatian orang tua terhadap anaknya kurang. Mereka tidak tegas untuk menyuruh anaknya belajar. Sehingga anak tersebut malas dan prestasi belajarnya kurang. Ia sendiri mengutarakan malas belajar karena kecapean. Ternyata ia memiliki kebiasaan buruk yang menjadi faktor penyebab dalam belajarnya. Yaitu ia sering pergi ke warnet dan bermain game online yang sudah membuatnya ketagihan, ia juga sudah terbiasa merokok sejak SMP kelas IX.
Namun, ia belum pernah di panggil oleh guru BK karena tidak pernah melakukan kesalahan yang begitu fatal. Hanya teguran biasa dari guru kelas karena sering menganggu temannya belajar. Di samping itu, ia juga memiliki kebiasaan yang baik yaitu ia sudah bisa mencuci bajunya sendiri dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang mekanika sesuai pendidikan yang di jalaninya sekarang. Di samping itu juga ia ingin berubah dari kebiasaan buruknya dan mengatasi masalahnya, namun belum bisa melakukannya.
Rekomendasi bagi siswa ini yaitu, ia perlu bimbingan dari guru dan guru BK tentang masalah belajarnya. Ketegasan dan perhatian orang tua pula sangat berpengaruh penting bagi perubahannya. Ia juga harus membatasi waktu untuk kebiasaan buruknya. Perbanyak untuknya aktivitas yang positif agar bisa mengisi waktu senggangnya dengan baik.

NAMA                             : R-
JENIS KELAMIN          : LAKI-LAKI
KELAS                            : X-OTOMOTIF 1
TANGGAL                     : 23 MEI 2014
-          Belum mampu memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Ingin memperoleh bantuan dalam mendapatkan pekerjaan sambilan untuk melatih diri bekerja sambil sekolah
-          Khawatir tidak menamatkan sekolah pada waktu yang direncanakan
-          Belum mampu merencanakan masa depan
-          Khawatir tidak diperlakukan secara tidak wajar atau adil dalam mencari atau melamar pekerjaan
-          Sering tidak masuk sekolah
-          Tugas-tugas pekerjaan tidak selesai pada waktunya
-          Ragu tentang memeproleh pekerjaan tidak sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekarang ini
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat pendidikan ini
-          Sering malas belajar
-          Kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
-          Khawatir tugas-tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan atau rendah
-          Mengalami masalah dalam belajar kelompok
-          Kekurangan waktu untuk belajar
-          Kurang atau susah tidur
-          Mengalami kesulitan dalam penggunaan bahasa asing
-          Takut menghadapi ulangan/ujian
-          Khawatir memeroleh nilai rendah
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Mudah lupa
-          Ceroboh atau kurang hati-hati
-          Kurang serius menghadapi sesuatu yang penting
-          Tidak dapat mengambil keputusan apakah akan mencari pekerjaan atau melanjutkan sekolah setamat ini
-          Mudah marah atau tidak mampu mengendalikan diri
-          Belum menjalankan agama sebagaimana mestinya
-          Rendah diri atau kurang percaya diri
-          Merasa terganggu oleh kesalhan orang lain
-          Khawatir atau ketakutan akan akibat perbuatan melanggar kaidah-kaidah agama
-          Kurang taat/kurang khusyuk dalam menjalankan ibadah
-          Terlanjur berbicara, bertindak atau bersikap tidak layak kepada orang tua atau orang lain
-          Sering ditegur karena dianggap melakukan ksalahan, pelanggaran atau sesuatu yang tidak layak
-          Kurang peduli terhadap orang lain
-          Khawatir tidak mendapat pacar atau jodoh yang baik/cocok
-          Mengkhawatirkan kondisi kesehatan keluarga
-          Sering dikata sombong oleh orang lain
-          Mudah tersinggung dalam berhubungan dengan orang lain
-          Kurang mendapat perhatian dari lawan jenis
-          Khawatir tidak menamtkan sekolah atau putus sekolah karena harus segera bekerja
-          Khawatir akan dipaksa kawin
-          Hubungan kurang harmonis dengan kakak atau adik atau anggota keluarga lain
-          Tidak betah tinggal di rumah karena keadaannya tidak menyenangkan
MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-          Ragu akan kemampuan saya untuk sukss dalam bekerja
-          Khawatir diperlakukan secara tidak wajar/adil ketika mendapat pekerjaan kelak
-          Sering tidak masuk sekolah
-          Ragu tentang kesempatan memeroleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekrang ini
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat sekolah ini
-          Kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
-          Khawatir tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan kurang atau susah tidur
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Selera makan sering terganggu

Berdasarkan data hasil AUM, siswa mempunyai masalah namun tidak terlalu fatal. Ia memiliki masalah dalam proses pembelajarannya juga jarang masuk sekolah. Berikut data hasil wawancara kepada siswa tersebut.
Siswa ini merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara, dua orang kakaknya sudah bekerja dan dua adiknya masih sekolah. Sedangkan ayah dan ibunya lengkap, ayahnya bekerja dan ibu adalah ibu rumah tangga biasa.
Penyebab ia memiliki masalah dalam belajar, karena ia jarang belajar di rumah, ia tidak meluangkan waktu untuk belajar. Di samping itu, perhatian orang tua terhadap anaknya kurang. Mereka tidak tegas untuk menyuruh anaknya belajar. Sehingga anak tersebut malas dan prestasi belajarnya kurang. Di samping itu ia juga pernah di panggil guru BK karena jarang masuk sekolah, penyebab utamanya yaitu ia sering bangun telat sehingga berangkat ke sekolah kesiangan dan ia langsung pulang lagi ke rumah. Ia mengaku di rumah tidak dimarahi bahkan ia suka membantu ibunya bekerja dalam mengurusi rumah tangga. Sehingga ia betah tinggal di rumah ketimbang di sekolah. Selain itu kegiatannya di rumah yaitu sering bermain bersama temannya namun masih dalam tahap wajar dan kebiasaan buruk yaitu merokok.
Namun, ia juga memiliki keterampilan dalam bersepak bola, ia juga pernah meraih juara bersama timnya ketika SMP. Ia juga bercita-cita untuk menjadi pengusaha yang sukses dan menjadi pesepak bola terkenal.
Rekomendasi bagi siswa ini yaitu, ia perlu bimbingan dari guru dan guru BK tentang proses pembelajarannya. Harus membuat sesuatu yang baru di sekolah agar si anak tersebut betah. Ketegasan dan perhatian orang tua pula sangat berpengaruh penting bagi perubannhya. Ia juga harus membatasi waktu untuk kebiasaan buruknya. Harus melatih keterampilannya dalam bersepak bola karena keterampilan anak berbeda. Namun untuk siswa ini bisa jadi keterampilannya berada di non akademik.  Perbanyak untuknya aktivitas yang positif agar bisa mengisi waktu senggangnya dengan baik.

NAMA                             : M-
JENIS KELAMIN          : LAKI-LAKI
KELAS                            : X-OTOMOTIF 1
TANGGAL                     : 23 MEI 2014
-          Belum mampu memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-          Belum mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Ingin memeroleh bantuan dalam mendapatkan pekerjaan sambilan sambil sekolah
-          Ragu akan kemampuan saya dalam sukses
-          Khawatir diperlakukan tidak wajar/adil ketika mendapat pekerjaan
-          Gagap dalam berbicara
-          Kurang mampu berolahraga karena kondisi jasamani yang kurang baik
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat sekolah ini
-          Sering malas belajar
-          Kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran
-          Sering pusing atau mudah sakit
-          Kurang mampu memahami buku pelajaran
-          Mengalami kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Seringkali tidak siap menghadapi ujian
-          Sarana belajar di rumah kurang memadai
-          Mudah lupa
-          Ingin dekat dengan guru
-          Khawatir dan merasa ketakutan apabila melanggar kaidah agama
-          Mengkhawatirkan kesehatan keluarga
-          Tidak tau cara menggunakan waktu senggang
MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Gagap dalam berbicara
-          Kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Mengalami kesulitan dalam mendalami agama
-          Kurang taat/khusyuk dalam menjalani ibadah
-          Sering malas belajar
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat sekolah ini

Berdasarkan data hasil AUM, siswa mempunyai masalah dalam proses pembelajarannya ia juga mengaku kurang fasih dalam berkomunikasi serta mempunyai masalah dalam hubungannya dengan agama. Berikut data hasil wawancara kepada siswa tersebut.
Siswa ini berasal dari Garut. Di Bandung ia mengikuti kakaknya yang sudah berumah tangga. Ia tinggal di rumah kost sekitar sekolahnya. Penyebab utama ia memiliki masalah dalam belajar dan agamanya, karena ia kurang perhatian langsung dari orang tuanya. Meskipun ia mengaku sering di control oleh kakaknya, namun itu perhatian yang tidak intensif untuk anak yang sedang beranjak remaja. Ia malas dalam belajar dan melaksanakan tugas sebagai seorang muslim karena tidak ada yang menyuruhnya. Ia juga tidak pandai berkomunikasi karena ia memang pendiam dan kurang pergaulan, ia jarang bermain bersama temannya sehingga komunikasi pun tidak terlatih. Kekurangan perhatian dari keluarga semakin terbukti, ia sering bangun kesiangan dan jarang sekolah, sehingga ia sering di panggil BK dan di marahi. Namun ia mengaku betah di Bandung karena sudah keenakan hidup bebas tanpa pantauan dari orang tua.
Rekomendasi untuk siswa ini yaitu, keluarga adalah kebutuhan primer bagi si anak, perhatian dan kasih sayang sangat dibutuhkan dalam perkembangannya. Mungkin tinggal di Bandung dan tinggal di rumah kost adalah hal yang salah untuk anak ini, sebaiknya ia kembali ke Garut dan bersekolah di sana, karena ia membutuhkan perhatian dari orang tua. Di samping itu, layanan bimbingan dan konseling dari guru BK sangat di perlukan untuk dirinya. Serta ia pun harus melatih komunikasinya dengan bergaul bersama temannya yang baik.

2.      Siswa Berprestasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 23-24 Mei 2014, penyusun mengambil tiga anak berprestasi dalam salah satu kelas. Berikut data ketiga anak yang berprestasi tersebut berdasarkan angket yang diberikan dengan menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah).

NAMA                             : H-
JENIS KELAMIN          : LAKI-LAKI
KELAS                            : X-OTOMOTIF 1
TANGGAL                     : 23 MEI 2014

-          Belum mampu memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-          Belum mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Ragu akan kemampuan saya untuk sukses dalam bekerja
-          Belum mampu merencanakan masa depan
-          Tugas-tugas pekerjaan tidak selesai pada waktunya
-          Ragu tentang memeproleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekarang ini
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat pendidikan ini
-          Mengalami masalah dalam belajar kelompok
-          Takut atau kurang mampu berbicara di dalam kelas atau di luar kelas
-          Mengalami masalah dalam menjawab soal ujian
-          Kekurangan waktu untuk belajar
-          Mengalami masalah dalam menyusun makalah, laporan atau karya tulis ilmiah lain
-          Khawatir tertular penyakit yang diderita orang lain
-          Mengalami kesulitan dalam pemahaman dan penggunaan istilah atau bahasa Inggris atau Bahasa Asing lainnya
-          Takut menghadapi ulangan/ujian
-          Khawatir memeproleh nilai rendah dalam ulangan ataupun tugas-tugas
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Sarana belajar di rumah kurang memadai
-          Kekurangan informasi tentang pendidikan lanjutan yang dapat dimasuki setamat sekolah ini
-          Tidak dapat mengambil keputusan tentang apakah akan mencari pekerjaan atau melanjutkan peljaran setamat sekolah ini
-          Penakut, pemalu atau mudah menjadi bingung
-          Takut mencoba sesuatu yang baru
-          Kurang mengetahui hal-hal yang menurut orang lain dianggap baik atau buruk, benar atau salah
-          Khawatir atau merasa ketakutan akan akibat perbuatan melanggar kaidah-kaidah agama
-          Terlanjur berbicara, bertindak atau bersikap yang tidak layak kepada orang tua atau orang lain
-          Sering ditegur karena dianggap melakukan kesalahan, pelanggaran atau sesuatu yang tidak layak
-          Mengalami masalah karena berbohong atau berkata tidak layak meskipun sebenarnya bermaksud sekedar berolok-olok atau menimbulkan suasana gembira
-          Mengalami masalah karena malu dan kurang terbuka dalam membicarakan soal seks, pacar atau jodoh
-          Mengkhawatirkan kondisi kesehatan keluarga
-          Mengkhawatirkan kondisi pekerjaan orang tua yang bekerja terlalu berat
-          Mengalami masalah dalam memilih teman akrab dari jenis kelamin lain atau pacar
-          Takut ditinggalkan pacar atau patah hati, cemburu atau cinta segitiga
-          Tidak mengetahui cara menggunakan waktu senggang yang ada

MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-          Belum mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Ingin mengikuti pelatihan/kursus yang menunjang pendidikan saat ini
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat sekolah ini
-          Mengalami masalah dalam belajar kelompok
-          Mengalami kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Kekurangan waktu untuk belajar
-          Merasa ketakutan/khawatir jika melanggar kaidah agama
-          Terlanjur berbicara, bertindak atau bersikap yang tidak layak kepada orang tua atau orang lain

Berdasarkan data AUM dan hasil wawancara penyusun dapat menyimpulkan bahwa siswa ini termasuk anak berprestasi. Ia tinggal di Lembang Bandung anak ke tiga dari tiga bersaudara dan memiliki orang tua yang lengkap.
Faktor pendukung keberhasilan ia dalam belajar yaitu ia memiliki kesadaran sendiri akan pentingnya belajar, ia meluangkan waktu setiap harinya sekitar empat jam untuk belajar. Di samping itu, dukungan dan perhatian orang tua yang menimbulkan si anak rajin belajar. Sehingga memeroleh ranking ke dua di semester pertamanya.
Ia juga memiliki kebiasaan yang positif setiap harinya yaitu ia selalu meluangkan waktunya untuk bermain bola bersama teman, rutinitas yang lain ia sering mengaji di masjid ketika waktu magrib. Pendidikan agama sejak dini sangat berpengaruh terhadap prestasi anak, sehingga di samping berprestasi di kelas ia juga memiliki kejuaran yang patut dibanggakan seperti juara tiga lomba penghafal Al-Quran juz 30 tingkat Kecamatan, juara dua lomba MTQ dan juara satu lomba adzan tingkat Kecamatan.
Rekomendasi untuk siswa ini yaitu, tetap pertahankan prestasi yang membanggakan tersebut, mengikuti pelatihan yang dapat menunjang potensi anak untuk lebih berkembang. Mengikuti arahan atau bimbingan dari berbagai pihak seperti guru, guru BK dan orang tua.



NAMA                             : G-
JENIS KELAMIN          : PEREMPUAN
KELAS                            : X-OTOMOTIF 1
TANGGAL                     : 23 MEI 2014

-          Belum mampu memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-          Belum mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Belum mampu merencanakan masa depan
-          Tugas pelajaran tidak selesai pada waktunya
-          Ragu tentang memeroleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan ynag diikuti setelah tamat sekolah ini
-          Ingin mengikuti pelatihan /kursus
-          Cemas kalu menjadi penganggur setamat sekolah
-          Sering malas belajar
-          Mengalami masalah dalam belajar kelompok
-          Kuang berminat/kurang mampu memelajari buku pelajran
-          Tidak mengetahui cara menerapkan belajar yang baik
-          Mengalami kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-          Kesulitan dalam membaca cepat
-          Khawatir memroleh nilai rendah ketika ulangan
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Mudah lupa
-          Ingin dekat dengan guru
-          Tidak dapt mengambil keputusan apakah setamat sekolah ini dapat bekerja tau kuliah
-          Ragu dan ingin mendapat penjelasan lebih banyak tentang kaidah agama
-          Mengalami kesulitan dalam mendalami agama
-          Sering bertingkah laku, bertindak seperti kekanak-kanakan
-          Kurang mengetahui tentang menurut orang lain baik atau buruk, benr atau salah
-          Merasa terganggu oleh kesalahan atau keburukan orang lain
-          Khawatir dan ketakutan apabila melanggar kaidah agama
-          Sering ditegur karena melanggar kesalahan , pelanggaran atau sesuatu yang tidak layak
-          Membutuhkan persolaan tentang keterangan seks, pacaran atau perkawinan
-          Mengkhawatirkan kondisi kesehatan keluarga
-          Tidak lincah atau kurang pergaulan
-          Mengalami masalah dalam mengatur keuangan
-          Mengalami masalah tentang berlibur
-          Tidak mengetahui cara mengisi waktu senggang
 MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-          Sering malas belajar
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Tidak mengetahui menggunakan waktu senggang
-          Mengalami masalah dalam mengatur keuangan

Berdasarkan data AUM dan hasil wawancara penyusun dapat menyimpulkan bahwa siswi ini termasuk anak berprestasi. Ia tinggal di Setiabudhi Bandung anak ke dua dari dua bersaudara dan memiliki orang tua yang lengkap. Kakanya sudah bekerja. Ia merupakan siswi pindahan dari Yogyakarta, di Bandung ia ikut orang tuanya sedangkan di Yogyakarta tinggal bersama saudaranya. Ia pindah ke Bandung sekitar bulan Februari 2014, ia termasuk siswi berprestasi ketika di Yogyakarta. Terbukti ia masuk dalam peringkat tiga besar di sekolahnya. Di samping memiliki prestasi dalam bidang akademik, ternyata ia memiliki prestasi yang membanggakan dalam non akademik yaitu ia pernah menjadi juara tekondo tingkat Propinsi.
Faktor pendukung anak tersebut berprestasi yaitu, ia memiliki kesadaran akan pentingnya belajar,ia menargetkan waktu sekitar dua jam untuk belajar per harinya meskipun ia mengaku kadang sering malas belajar. Ia juga memiliki keampuan khusus dalam bela diri dan ia mampu menyalurkan kemampuan tersebut sehingga menjadi juara. Di samping itu, perhatian dan dukungan orang tua terhadap dirinya yng membuat ia berprestasi.
Namun, ia mengaku belum beradaptasi dengan sekolah barunya sehingga ia merasa down dan belum mengenal lingkungan barunya (Bandung) sehingga ia belum tergabung dalam komunitas tekondo yang merupakan hobinya.
Harapannya ke depan, ia ingin terus melatih kemampuannya dalam tekondo dan menjadi juara kelas di sekolah barunya. Ia juga bercita-cita menjadi seorang mekanika dan ingin melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gadjah Mada.
Rekomendasi untuk siswi ini yaitu, tetap berlatih tekondo dan segera bergabung dengan komunitasnya agar kemampuannya dapat tersalurkan sehingga kembali menjadi juara dan dengan bergabungnya dalam komunitas akan menambah teman dan wawasan serta lingkungan baru yang harus segera beradaptasi dengannya.
  

NAMA                             : Y-
JENIS KELAMIN          : LAKI-LAKI
KELAS                            : X-OTOMOTIF 1
TANGGAL                     : 23 MEI 2014

-          Belum mampu memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-          Belum mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Khawatir akan pekerjaan yang dijabatnya nanti; jangan-jangan menghasilkan penghasilan yang tidak mencukupi
-          Belum mapu merencanakan masa depan
-          Tugas pelajaran tidak selesai pada waktunya
-          Kurang mampu berolah raga karena kondisi jasmani yang kurang baik
-          Ragu tentang kesempatan memeroleh pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya
-          Ingin mengikuti pelatihan/kursus
-          Cemas kalau menjadi penganggur setamat sekolah
-          Sering malas belajar
-          Kurang mampu mempelajari buku pelajaran
-          Tidak tau menerapkan cara belajar yang baik
-          Khawatir tertular penyakit yang diderita orang lain
-          Mengalami kesulitan dalam pemahamna bahasa asing
-          Khawatir memeroleh nilai rendah
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
-          Seringkali tidak siap menghadapi ujian
-          Mudah lupa
-          Ingin dekat dengan guru
-          Tidak dapat mengambil keputusan apakah setamat sekolah mau bekerja atau kuliah
-          Mudah marah
-          Mengalami kesulitan dalam mendalami agama
-          Sering bertindak kekanak-kanakan
-          Kurang mengetahui hal-hal yang menurut orang lain baik/buruk, benar/salah
-          Merasa terganggu atas kesalahan atau keburukan orang lain
-          Khawatir akan pelanggaran kaidah agama
-          Kurang taat/khusyuk dalam menjalankan ibadah
-          Sering ditegur karena melakukan kesalahan yang tidak layak
-          Merasa bersalah karena terpaksa mengingkari janji
-          Membutuhkan keterangan tentang seks, paca atau perkawinan
-          Mengkhawatirkn kondisi kesehatan keluarga
-          Mengkhawatirkan keluarga yang bekerja terlalu berat
-          Tidak lincah dalam pergaulan
-          Canggung dalam menghadapi jenis kelamin lain atau pacar
-          Khawatir tidak mampu memnuhi tutntutan atau harapan keluarga
-          Takut ditinggal pacar
-          Mengalami masalah karena ingin berpenghasilan sendiri
-          Tidak mengetahui cara menggunakan waktu senggang
-          Mengalami masalah dalam bermain music, olahraga, menari
 MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-          Belum mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-          Kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis pekerjaan
-          Ingin mengikuti pelatihan/kursus yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan
-          Sering malas belajar
-          Kurang mampu memahami buku pelajaran
-          Mengalami kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-          Mudah lupa
-          Kesulitan dalam mengingat materi pelajaran
Tidak dapat mengambil keputusan
Berdasarkan data AUM dan hasil wawancara penyusun dapat menyimpulkan bahwa siswa ini termasuk anak berprestasi. Ia tinggal di Kecamatan Wangunsari Bandung anak ke empat dari empat bersaudara dan memiliki orang tua yang lengkap.
Ia termasuk siswa berprestasi di kelas, ia mendapat ranking ke empat. Faktor pendukung ia berprestasi yaitu ia memiliki kesadaran akan pentingnya belajar dan sekolah, ia juga selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru meskipun ia mengaku kadang suka malas belajar namun ia selalu berusaha untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ia juga memiliki prestasi lain yaitu pernah menjadi juara umum dalam bidang kepramukaan.
Sekarang, ia berbagi ilmunya kepada anak SMP dalam bidang kepramukaan. Di samping itu, ia ingin melanjutkan kuliah  sambil bekerja dan memiliki cita-cita menjadi pengusaha otomotif. Dan memiliki harapan untuk menjadi orang sukses dan bisa membantu orang tuanya kelak.

















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Perkembangan adalah masa pertumbuhan ke dalam tahap yang lebih maju. Perkembangan tersebut tumbuh seiring bertambahnya usia. Usia remaja merupakan perkembangan awal (masa puber) yang dialami ketika menginjak usia 15 tahun, pada usia ini biasanya para remaja sedang duduk di bangku SLTA. 
Tak jarang anak remaja yang tidak bisa mengatasi perubahannya sehingga menjadi anak yang bermasalah di sekolah seperti bangun kesiangan sehingga terlambat ke sekolah, bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas atau pun sulit untuk menyerap materi pelajaran. Namun hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, biasanya faktor keluarga menjadi dominan dalam perkembangan anak ke depannya. Di samping itu, ketika anak bermasalah maka harus segera di layani oleh pihak sekolah dengan mengadakan bimbingan serta konseling agar anak dapat mengalami perbaikan.
Namun, tak sedikit pula anak yang bisa mengatasi perkembangannya pada masa remaja sehingga ia menjadi anak yang berprestasi. Seperti hasil observasi penyusun ke SMK Vijaya Kusuma, disana terdapat beberapa anak yang berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik seperti mendapat prestasi di kelas, mendapat juara dalam bidang keagamaan dan juara dalam cabang olah raga taekwondo. Hal ini disebabkan karena kesadaran diri akan pentingnya belajar dan kesadaran untuk berkembang. Di samping itu, mereka memiliki bakat yang perlu di kembangkan. Dorongan dan motivasi keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa.
Jadi, masa remaja bukanlah masa untuk berfoya-foya melainkan masa untuk menciptakan sebuah karya dan karsa.
                                                                                                                                               
B.     Rekomendasi
Berdasarkan hasil observasi penyusun, maka terdapat beberapa saran atau rekomendasi, di antaranya.
1.      Bagi SMK Vijaya Kusunma
a.    Harus terus meningkatkan pelayanan pendidikan mulai dari sarana dan prasarana, program intra kurikuler, sampai program ekstra kurikuler yang dapat menumbuhkembangkan bakat para siswanya.

b.    Meningkatkan kedisiplinan yang dapat mencegah timbulnya masalah siswa.

c.    Meningkatkan layangan bimbingan yang intensif terhadap siswa dengan melibatkan berbagai pihak seperti guru mata pelajaran, guru piket, wali kelas, kepala sekolah dan khususnya guru BK.

d.   Menjalin hubungan yang erat antara pihak sekolah dengan keluarga siswa.

2.      Bagi Mahasiswa Praktikan
a. Mengimplementasikan pengalaman-pengalaman yang positif ketika terjun menjadi guru.
b. Menjadi guru yang bukan sekedar mengajar, tetapi juga menjadi pendidik para siswa-siswanya.
c. Menjadi guru yang profesional, kreatif, inovatif, dan terampil.
d. Selalu berusaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.




DAFTAR PUSTAKA


Arifin. (1976). “Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama”. Jakarta: Bulan Bintang
Badrujaman, Aip. (2011). “Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling”. Jakarta: P.T. Indeks
Dahlan. (1987). “Latihan Keterampilan Konseling Seni Memberikan Bantuan”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Natawidjaja, Rochman. (1979). “Teknik Penilaian Bimbingan dan Penyuluhan”. Jakarta: New Aqua Press
Syah, Muhibbin. (2010). “Psikologi Pendidikan”. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya
Syamsuddin Makmun, Abin. (2012). “Psikologi Kependidikan”. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar :

Posting Komentar