BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Observasi
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal
demikian menunjukkan bahwa begitu mulianya tujuan yang dicita-citakan dari
sebuah proses pendidikan. Salah satu proses atau kegiatan yang mengarah pada
terealisasinya tujuan tersebut adalah kegiatan belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah inti dari kegiatan
pendidikan secara keseluruhan. Adapun tujuan pendidikan akan menentukan
kearah mana anak didik akan dibawa. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia.
Demi terealisasinya tujuan pendidikan tersebut, maka suatu lembaga
pendidikan harus menciptakan sistem pembelajaran secara optimal, baik dilihat
dari segi kualitas pembelajaran dan kualitas peserta didik.
Dari kualitas pembelajaran bisa dilihat dari penyempurnaan
kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi kurikulum 2013
yang mengarahkan peserta didik harus aktif dan inovatif dalam proses
pembelajaran. Di samping itu, berbagai fasilitas yang tersedia juga sangat
mendukung dalam kualitas pembelajaran peserta didik.
Namun, hal tersebut pula tidak akan terealisasi secara optimal
jika kualitas dari peserta didik tidak mendukung. Maka, sudah menjadi tugas
seorang pendidik harus memerhatikan tingkah laku, kebiasaan dan latar belakang
peserta didik agar output dari sebuah pembelajaran atau pendidikan menjadi
berkualitas.
Untuk itu, sebagai calon pendidik penyusun melakukan observasi ke SMK
Vijaya Kusuma guna melatih kemampuan mengamati tingkah laku, kebiasaan dan
latar belakang siswa agar bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran kelak.
B.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan, terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1.
mengetahui dan
mendeskripsikan profil latar belakang siswa bermasalah dan berprestasi;
2.
mengetahui dan
mendeskripsikan faktor penyebab daan faktor pendukung;
3.
mengetahui dan
mendeskripsikan prognosis (tindakan);
4.
mengetahui dan
mendeskripsikan rekomendasi treatment.
C.
Manfaat
Laporan ini disusun dengan harapan
memberikan kegunaan bagi:
1.
penyusun, sebagai
wahana melatih kemampuan mengamati tingkah laku siswa, menambah pengalaman,
pengetahuan dan konsep keilmuan mengenai cara penanganan siswa berprestasi dan
siswa bermasalah.
2.
pembaca/pendidik,
sebagai media informasi tentang penaganan siswa berprestasi dan siswa
bermasalah, prognosis dan rekomendasi treatment yang dapat diaplikasikan dalam
proses pembelajaran.
BAB II
KASUS DAN PEMBAHASAN
A.
Siswa
Bermasalah
1.
Profil Latar
Belakang
Perkembangan
adalah kata yang tak lepas dari sosok makhluk hidup. McLeod (1989)
mengungkapkan “Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan
pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth)
berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran dan arti
pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan a
stage of development.” (Syah, 2010: 40)
Masa remaja merupakan masa dimana berkembangnya berbagai aspek,
baik aspek fisik, mental dan lain-lain. Dalam perubahannya anak bisa berubah ke
arah yang positif maupun negative tergantung berbagai faktor yang ada di
sekelilingnya.
Dalam hal mengamati perubahan anak haruslah dilibatkan orang
terdekatnya baik itu orang tua, pihak sekolah, maupun pihak masyarakat. Pada
masa remaja ini biasanya terdapat pada anak yang sedang duduk di bangku
SMA/SMK/MA sederajat. Mereka selalu salah dalam mengatasi perubahan yang ada
pada diri mereka sehingga tak jarang menimbulkan berbagai permasalahan yang kaitannya
dengan dunia pendidikan, dan sangat menganggu kenyamanan bagi siswa lain, pihak
sekolah maupun masyarakat.
Dalam mengatasi hal tersebut maka diperlukan pendekatan melalui
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan guru. Karena guru
merupakan sumber informasi utama yang mengetahui latar belakang siswa, di
samping itu guru dibantu oleh konselor agar masalah siswa mampu dipecahkan dengan
baik.
Begitu pun dengan siswa SMK Vijaya Kusuma kelas X Otomotif, yang
tak sedikit mereka tidak bisa mengatasi perubahannya, sehingga banyak di antara
mereka yang bermasalah khususnya berkaitan dengan proses pembelajarannya.
2.
Faktor Penyebab
Setiap prilaku pasti terdapat faktor penyebabnya. Begitu pun dalam
hal kenakalan remaja atau siswa bermasalah tentulah ada faktor yang menyebabkan
siswa melakukan hal tersebut. Dalam sosiologi, kenakalan remaja yang dikaitkan
dengan prilaku yang menyimpang, terdapat beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya, yaitu, pertama faktor internal seperti kepribadian,
keluarga, dan lain-lain. Kedua, faktor sub kebudayaan yang menyimpang
(eksternal) seperti lingkungan, teman maupun media.
Dalam buku (Arifin, 1976 :127) dijelaskan beberapa faktor yang
menyebabkan siswa bermasalah yaitu sebagai berikut.
a.
Faktor sekitar
atau lingkungan (environment).
b.
Faktor
kepribadian (personality) anak sendiri, yang selanjutnya dapat dibedakan
menjadi dua kategori yaitu faktor makro (faktor yang lebih luas) dan faktor
mikro (faktor yang lebih sempit). Pengkategorian tersebut menjadi lebih jelas
disajikan dalam bagan.
|
Faktor
sekitar
|
Faktor
kepribadian
|
1.
Faktor makro
|
1.
Keadaan ekonomi masyarakat
2.
Masa/daerah peralihan
3.
Keretakan hidup keluarga
|
1.
Penyakit syaraf
2.
Penyakit jiwa
|
2.
Faktor mikro
|
1.
Praktek mengasuh anak
2.
Pengaruh teman sebaya
3.
Pengaruh pelaksanaan hukum
|
1.
Dorongan nafsu berlebihan
2.
Penilaian yang tidak tepat kepada
diri sendiri dan orang lain
3.
Pandangan terhadap diri sendiri
yang negative
|
Penjelasannya
adalah sebagai berikut.
a.
Keadaan ekonomi
masyarakat
Sebagai
faktor lingkungan (sekitar), keadaan ekonomi keluarga yang rendah adalah dapat
menjadi salah satu penyebabyang kuat bagi timbulnya anak-anak/remaja nakal.
Sudah tentu sosio-ekonomis rendah tersebut harus diartikan dalam hubungannya
dengan standard ekonomi masyarakat yang ada, jadi dalam pengertian relatif
dengan standard ekonomi pada umumnya.
b.
Masa atau
daerah peralihan
Daerah
atau masa transisi (peralihan) dalam segala bidang sudah tentu akan membawa
kepada kegoncangan-kegoncangan psikologis dari suatu masyarakat, terutama di
kalangan anak-anak/pemuda di mana perkembangan kejiwaan masih dalam masa
transisi pula (masa pubertas dengan gejala-gejalanya). Oleh karena itu, faktor
ini lebih mudah memengaruhi anak remaja dan menimbulkan kenakalan remaja.
c.
Keretakan hidup
keluarga
Keluarga
merupakan faktor utama dalam pembentukan kepribadian anak. Anak bermasalah bisa
jadi karena keluarganya bermasalah seperti tekanan emosional, kematian atau cerai
sehingga anak kehilangan kasih saying orang tua, kehilangan rasa aman serta
kebutuhan fisik dan kesemptan sosial.
Faktor
mikro yang berhubungan dengan sejitar ada tiga masalah sebagai berikut.
a.
Praktik/cara mengasuh anak
Pendidikan
keluarga memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan anak-anak remaja kita
dalam hubungannya dengan tingkah laku serta perkembangannya. Dalam hubungan ini
Sheldon dan Glueck (1950 dan 1957) menemukan kenyataan yang berupa ciri-ciri
kehidupan keluarga yang ada hubungannya denagn kenakalan remaja.
-
Terlalu
mengekang (keras) atau disiplin yang kendor dari ayah terhadap anak laki-laki.
-
Tidak adanya
pengawasan anak laki-laki oleh ibunya.
-
Tidak adanya
rasa kasih sayang ayah dan ibu terhadap anak laki-laki.
-
Tidak adanya
rasa saling terikat antara anggota keluarga.
b.
Pengaruh teman
sebaya
Pengaruh
ini kadang-kadang lebih besar pengaruhnya kepada anak remaja dari pada pengaruh
orang tuanya ataupun gurunya di sekolah.
c.
Pengaruh
pelaksanaan hukum
Problema
ini harus dihadapi dengan jiwa dan sikap adil dan objektif yang lebih
mementingkan kepentingan orang banyak (masalah) dari golongan orang tertentu.
3.
Pragnosis
Dalam hubungannya dengan masalah kenakalan remaja yang telah
dikemukakan, maka di samping harus mengetahui faktor penyebabnya, perlu pula
mengambil langkah-langkah atau tindakan baik preventif dan kuratif dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
-
Di lingkungan
sekolah hendaknya selalu bekerjasama dengan guru/konselor di bidang lain, serta
mengadakan diskusi tentang problema remaja tersebut dalam rangka usaha
pencegahannya di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
-
Berusaha
membina kerjasama dengan lembaga konsultasi remaja yang ada, pejabat peradilan
anak-anak dan kepolisian.
-
Apabila terjadi
kasus kenakalan, maka haruslah ada pendekatan terhadap anak dengan melakukan
dialog atau wawancara.
-
Adanya
penyuluhan diskusi atau seminar di sekolah yang dapat mencegah timbulnya
permasalahan pada anak remaja.
-
Berusaha
membina hubungan atau kerjasama dengan pihak keluarga.
-
Meningkatkan
kegiatan keagamaan di sekolah.
-
Berusaha
menghindarkan remaja pada pengaruh media yang negative(mengandung unsusr-unsur
yang dapat merusak moral remaja) .
4.
Rekomendasi
Treatment
Setelah
melakukan diagnose dan prognosa terhadap masalah yang timbul, tahap selanjutnya
yaitu membuat rekomendasi treatment bagi siswa bermasalah. Treatment adalah
perlakuan. Yang dimaksud perlakuan adalah pemberian bantuan kepada anak didik
yang mengalami masalah sesuai dengan program yang telah di susun pada tahap
prognosis. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan khususnya dalam
masalah kesulitan belajar:
- Melalui bimbingan belajar individual
- Melalui bimbingan belajar kelompok
- Melalui remedial teaching untuk mata pelajaran tertentu
- Melalui bimbingan orang tua di rumah
- Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah psikologis
- Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum
- Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan
karakteristik setiap mata pelajaran
B.
Siswa
Berprestasi
1.
Profil Latar
Belakang
“Anak merupakan aset bangsa”. Itulah salah satu penggalan pidato
yang sering diutarakan oleh para pejabat negara. Memang hal tersebut benar,
namun asset yang seperti apakah, tidak mungkin anak yang bermasalah.
Masa remaja merupakan masa dimana berkembangnya berbagai aspek,
baik aspek fisik, mental dan lain-lain. Dalam perubahannya anak bisa berubah ke
arah yang positif maupun negative tergantung berbagai faktor yang ada di
sekelilingnya.
Di samping anak remaja yang tidak bisa mengatasi perkembangannya
sehingga menimbulkan masalah, namun tidak sedikit masa remaja yang berhasil
dalam mengatasi perkembangannya yang cenderung mengarah ke dalam hal positif
sehingga mereka merupakan anak yang berprestasi dan membanggakan bagi diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat bahkan negara.
Dalam hal ini, anak perlu bimbingan agar tetap maju dan termotivasi
untuk melakukan hal-hal yang lebih membanggakan. maka diperlukan pendekatan
melalui bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan guru. Karena
guru merupakan sumber informasi utama yang mengetahui latar belakang siswa, di
samping itu guru dibantu oleh konselor.
Begitu pun dengan siswa SMK Vijaya Kusuma kelas X Otomotif, yang
tak sedikit mereka yang patut dibanggakan, sehingga banyak di antara mereka
yang berprestasi baik dalam bidang akademik dan non akademik di tingkat
kabaupaten bahkan provinsi.
2.
Faktor
Pendukung
Dalam
hal siswa berprestasi tentu terdapat faktor pendukung yang diakibatkannya.
Berikut beberapa faktor pendukung yang menyebabkan siswa berprestasi.
a.
Siswa memiliki
spesialisasi kemampuan baik dalam bidang akademik seperti IQ di atas rata-rata,
atau dalam bidang non akademik (keahlian khusus).
b.
Kesadaran dalam diri siswa untuk mengembangkan
potensinya.
c.
Keluarga yang
harmonis dan motivasi orang tua yang kuat.
d.
Motivasi dari
guru dan kerabat.
e.
Memiliki salah
satu tokoh acuan atau idola yang memotivasinya untuk berprestasi.
f.
Sering
melakukan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait.
g.
Mengikuti
pelatihan/kursus yang menunjang potensi dirinya untuk berkembang.
h.
Media yang
memadai.
3.
Pragnosis
Dalam
hubungannya dengan masalah siswa berprestasi yang telah dikemukakan, maka di
samping harus mengetahui faktor pendukungnya, perlu pula mengambil
langkah-langkah atau tindakan baik preventif dan kuratif dengan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
-
Di lingkungan
sekolah hendaknya selalu bekerjasama dengan guru/konselor di bidang lain, serta
mengadakan diskusi tentang potensi siswa dalam rangka usaha pencarian bakat di
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
-
Harus ada
pendekatan dan bimbingan terhadap anak dengan melakukan dialog atau wawancara.
-
Melakukan
kegiatan yang dapat menyalurkan potensi anak.
-
Berusaha
membina hubungan atau kerjasama dengan pihak keluarga.
-
Memberikan
apresiasi terhadap anak yang berprestasi.
4.
Rekomendasi
Treatment
Setelah
melakukan prognosa, siswa berprestasi pun perlu diberikan treatment agar tetap
termotivasi dan mempertahankan prestasinya.
- Mengikuti pelatihan atau
kursus yang dapat menunjang dan lebih memberikan perkembangan bagi potensi
anak.
- Mengikuti arahan atau bimbingan dari berbagai pihak seperti guru,
guru BK atau orang tua.
- Tetap berlatih dan berusaha dan memeprtahankan dan meningkatkan
prestasi.
C.
Pembahasan
1.
Siswa
Bermasalah
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 23-24 Mei 2014, penyusun mengambil
tiga anak bermasalah dalam salah satu kelas. Berikut data ketiga anak yang
bermasalah tersebut berdasarkan angket yang diberikan dengan menggunakan AUM
(Alat Ungkap Masalah).
NAMA : S-
JENIS KELAMIN :
LAKI-LAKI
KELAS : X-OTOMOTIF 1
TANGGAL : 23 MEI 2014
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Ingin
memperoleh bantuan dalam mendapatkan pekerjaan sambilan untuk melatih diri
bekerja sambil sekolah
-
Khawatir tidak
menamatkan sekolah pada waktu yang direncanakan
-
Ragu akan
kemampuan saya untuk sukses dalam bekerja
-
Belum mampu
merencanakan masa depan
-
Khawatir tidak
diperlakukan secara wajar atau tidak adil dalam mencari dan/atau melamar
pekerjaan
-
Tugas-tugas
pekerjaan tidak selesai pada waktunya
-
Sukar memahami
penjelasan guru sewaktu pelajaran berlangsung
-
Kurang mampu
berolahraga karena kondisi jasmani kurang baik
-
Kurang yakin
terhadap kemampuan pendidikan sekarang ini dalam menyiapkan jabatan tertentu
nantinya
-
Ragu tentang
memeproleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekarang ini
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat pendidikan ini
-
Sering malas
belajar
-
Kurang
konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
-
Khawatir
tugas-tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan atau rendah
-
Mengalami
masalah dalam belajar kelompok
-
Mengalami
kesulitan dalam ejaan, tata bahasa dan perbendaharaan kata dalam Bahasa
Indonesia
-
Kurang atau
susah tidur
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahaman dan penggunaan istilah atau bahasa Inggris atau
Bahasa Asing lainnya
-
Khawatir
memeproleh nilai rendah dalam ulangan ataupun tugas-tugas
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Seringkali
tidak siap dalam menghadapi ujian
-
Sarana belajar
di rumah kurang memadai
-
Mudah lupa
-
Ingin dekat
dengan guru
-
Tidak dapat
mengambil keputusan tentang apakah akan mencari pekerjaan atau melanjutkan
peljaran setamat sekolah ini
-
Mengalami
kesulitan dalam mendalami agama
-
Belum
menjalankan ibadah agama sebagaimana yang diharapkan
-
Sering bertingkah
laku, bertindak atau bersikap kekanak-kanakan
-
Merasa
terganggu oleh kesalahan atau keburukan orang lain
-
Tidak
mengetahui cara-cara yang tepat untuk mengatakan kepada orang lain tentang
sesuatu yang baik/buruk, benar/salah
-
Khawatir atau
merasa ketakutan akan akibat perbuatan melanggar kaidah-kaidah agama
-
Kurang taat
atau kurang khusyuk dalam menjalankan ibadah agama
-
Mengkhawatirkan
kondisi kesehatan keluarga
-
Mengkhawatirkan
kondisi pekerjaan orang tua yang bekerja terlalu berat
-
Kurang pandai
memimpin atau mudah dipengaruhi orang lain
-
Khawatir tidak
mampu menamatkan sekolah ini atau putus sekolah dan harus segera bekerja
-
Tidak
mengetahui cara menggunakan waktu senggang yang ada
MASALAH
YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat sekolah ini
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-
Khawatir
memroleh nilai rendah ketika ujian kelak
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Mengalami
kesulitan dalam mendalami agama
-
Belum menjalani
agama sebagaimana yang diharapkan
-
Tidak
mengetahui cara yang tepat dalam mengatakan baik/buruk, benar/salah
-
Kurang taat
dalam menjalankan ibadah
Tidak
mengetahui menggunakan waktu senggang
Berdasarkan data hasil AUM, siswa mempunyai masalah namun tidak
terlalu fatal. Ia memiliki masalah dalam proses pembelajarannya. Berikut data
hasil wawancara kepada siswa tersebut.
Siswa ini tinggal di daerah Parongpong Bandung. Ia pergi ke sekolah
dengan menggunakan sepeda motor milik pribadi. Ia merupakan anak ke dua dari
tiga bersaudara, dua orang kakaknya sudah bekerja. Sedangkan ayah dan ibunya
lengkap, ayahnya bekerja dan ibu adalah ibu rumah tangga biasa.
Penyebab ia memiliki masalah dalam belajar, karena ia jarang
belajar di rumah, ia tidak meluangkan waktu untuk belajar. Di samping itu,
perhatian orang tua terhadap anaknya kurang. Mereka tidak tegas untuk menyuruh
anaknya belajar. Sehingga anak tersebut malas dan prestasi belajarnya kurang.
Ia sendiri mengutarakan malas belajar karena kecapean. Ternyata ia memiliki
kebiasaan buruk yang menjadi faktor penyebab dalam belajarnya. Yaitu ia sering
pergi ke warnet dan bermain game online yang sudah membuatnya ketagihan, ia
juga sudah terbiasa merokok sejak SMP kelas IX.
Namun, ia belum pernah di panggil oleh guru BK karena tidak pernah
melakukan kesalahan yang begitu fatal. Hanya teguran biasa dari guru kelas
karena sering menganggu temannya belajar. Di samping itu, ia juga memiliki
kebiasaan yang baik yaitu ia sudah bisa mencuci bajunya sendiri dan memiliki
cita-cita untuk menjadi seorang mekanika sesuai pendidikan yang di jalaninya
sekarang. Di samping itu juga ia ingin berubah dari kebiasaan buruknya dan
mengatasi masalahnya, namun belum bisa melakukannya.
Rekomendasi bagi siswa ini yaitu, ia perlu bimbingan dari guru dan
guru BK tentang masalah belajarnya. Ketegasan dan perhatian orang tua pula
sangat berpengaruh penting bagi perubahannya. Ia juga harus membatasi waktu
untuk kebiasaan buruknya. Perbanyak untuknya aktivitas yang positif agar bisa
mengisi waktu senggangnya dengan baik.
NAMA : R-
JENIS
KELAMIN : LAKI-LAKI
KELAS :
X-OTOMOTIF 1
TANGGAL :
23 MEI 2014
-
Belum mampu
memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Ingin
memperoleh bantuan dalam mendapatkan pekerjaan sambilan untuk melatih diri
bekerja sambil sekolah
-
Khawatir tidak
menamatkan sekolah pada waktu yang direncanakan
-
Belum mampu
merencanakan masa depan
-
Khawatir tidak
diperlakukan secara tidak wajar atau adil dalam mencari atau melamar pekerjaan
-
Sering tidak
masuk sekolah
-
Tugas-tugas
pekerjaan tidak selesai pada waktunya
-
Ragu tentang
memeproleh pekerjaan tidak sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekarang ini
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat pendidikan ini
-
Sering malas
belajar
-
Kurang
konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
-
Khawatir
tugas-tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan atau rendah
-
Mengalami
masalah dalam belajar kelompok
-
Kekurangan
waktu untuk belajar
-
Kurang atau
susah tidur
-
Mengalami
kesulitan dalam penggunaan bahasa asing
-
Takut
menghadapi ulangan/ujian
-
Khawatir
memeroleh nilai rendah
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Mudah lupa
-
Ceroboh atau
kurang hati-hati
-
Kurang serius
menghadapi sesuatu yang penting
-
Tidak dapat
mengambil keputusan apakah akan mencari pekerjaan atau melanjutkan sekolah
setamat ini
-
Mudah marah
atau tidak mampu mengendalikan diri
-
Belum
menjalankan agama sebagaimana mestinya
-
Rendah diri
atau kurang percaya diri
-
Merasa
terganggu oleh kesalhan orang lain
-
Khawatir atau
ketakutan akan akibat perbuatan melanggar kaidah-kaidah agama
-
Kurang
taat/kurang khusyuk dalam menjalankan ibadah
-
Terlanjur
berbicara, bertindak atau bersikap tidak layak kepada orang tua atau orang lain
-
Sering ditegur
karena dianggap melakukan ksalahan, pelanggaran atau sesuatu yang tidak layak
-
Kurang peduli
terhadap orang lain
-
Khawatir tidak
mendapat pacar atau jodoh yang baik/cocok
-
Mengkhawatirkan
kondisi kesehatan keluarga
-
Sering dikata
sombong oleh orang lain
-
Mudah
tersinggung dalam berhubungan dengan orang lain
-
Kurang mendapat
perhatian dari lawan jenis
-
Khawatir tidak
menamtkan sekolah atau putus sekolah karena harus segera bekerja
-
Khawatir akan
dipaksa kawin
-
Hubungan kurang
harmonis dengan kakak atau adik atau anggota keluarga lain
-
Tidak betah
tinggal di rumah karena keadaannya tidak menyenangkan
MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-
Ragu akan
kemampuan saya untuk sukss dalam bekerja
-
Khawatir
diperlakukan secara tidak wajar/adil ketika mendapat pekerjaan kelak
-
Sering tidak
masuk sekolah
-
Ragu tentang
kesempatan memeroleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekrang
ini
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat sekolah ini
-
Kurang
konsentrasi dalam mengikuti pelajaran
-
Khawatir tugas
pelajaran hasilnya kurang memuaskan kurang atau susah tidur
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Selera makan
sering terganggu
Berdasarkan data hasil AUM, siswa mempunyai masalah namun tidak
terlalu fatal. Ia memiliki masalah dalam proses pembelajarannya juga jarang
masuk sekolah. Berikut data hasil wawancara kepada siswa tersebut.
Siswa ini merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara, dua orang
kakaknya sudah bekerja dan dua adiknya masih sekolah. Sedangkan ayah dan ibunya
lengkap, ayahnya bekerja dan ibu adalah ibu rumah tangga biasa.
Penyebab ia memiliki masalah dalam belajar, karena ia jarang
belajar di rumah, ia tidak meluangkan waktu untuk belajar. Di samping itu,
perhatian orang tua terhadap anaknya kurang. Mereka tidak tegas untuk menyuruh
anaknya belajar. Sehingga anak tersebut malas dan prestasi belajarnya kurang.
Di samping itu ia juga pernah di panggil guru BK karena jarang masuk sekolah,
penyebab utamanya yaitu ia sering bangun telat sehingga berangkat ke sekolah kesiangan
dan ia langsung pulang lagi ke rumah. Ia mengaku di rumah tidak dimarahi bahkan
ia suka membantu ibunya bekerja dalam mengurusi rumah tangga. Sehingga ia betah
tinggal di rumah ketimbang di sekolah. Selain itu kegiatannya di rumah yaitu
sering bermain bersama temannya namun masih dalam tahap wajar dan kebiasaan
buruk yaitu merokok.
Namun, ia juga memiliki keterampilan dalam bersepak bola, ia juga
pernah meraih juara bersama timnya ketika SMP. Ia juga bercita-cita untuk
menjadi pengusaha yang sukses dan menjadi pesepak bola terkenal.
Rekomendasi bagi siswa ini yaitu, ia perlu bimbingan dari guru dan
guru BK tentang proses pembelajarannya. Harus membuat sesuatu yang baru di
sekolah agar si anak tersebut betah. Ketegasan dan perhatian orang tua pula
sangat berpengaruh penting bagi perubannhya. Ia juga harus membatasi waktu
untuk kebiasaan buruknya. Harus melatih keterampilannya dalam bersepak bola
karena keterampilan anak berbeda. Namun untuk siswa ini bisa jadi
keterampilannya berada di non akademik. Perbanyak
untuknya aktivitas yang positif agar bisa mengisi waktu senggangnya dengan
baik.
NAMA : M-
JENIS
KELAMIN : LAKI-LAKI
KELAS :
X-OTOMOTIF 1
TANGGAL :
23 MEI 2014
-
Belum mampu
memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-
Belum
mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Ingin memeroleh
bantuan dalam mendapatkan pekerjaan sambilan sambil sekolah
-
Ragu akan
kemampuan saya dalam sukses
-
Khawatir
diperlakukan tidak wajar/adil ketika mendapat pekerjaan
-
Gagap dalam
berbicara
-
Kurang mampu
berolahraga karena kondisi jasamani yang kurang baik
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat sekolah ini
-
Sering malas
belajar
-
Kurang konsentrasi
dalam mengikuti pembelajaran
-
Sering pusing
atau mudah sakit
-
Kurang mampu
memahami buku pelajaran
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Seringkali
tidak siap menghadapi ujian
-
Sarana belajar
di rumah kurang memadai
-
Mudah lupa
-
Ingin dekat
dengan guru
-
Khawatir dan
merasa ketakutan apabila melanggar kaidah agama
-
Mengkhawatirkan
kesehatan keluarga
-
Tidak tau cara
menggunakan waktu senggang
MASALAH YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Gagap dalam
berbicara
-
Kesulitan dalam
pemahaman bahasa asing
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Mengalami
kesulitan dalam mendalami agama
-
Kurang
taat/khusyuk dalam menjalani ibadah
-
Sering malas
belajar
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat sekolah ini
Berdasarkan data hasil AUM, siswa mempunyai masalah dalam proses
pembelajarannya ia juga mengaku kurang fasih dalam berkomunikasi serta
mempunyai masalah dalam hubungannya dengan agama. Berikut data hasil wawancara
kepada siswa tersebut.
Siswa ini berasal dari Garut. Di Bandung ia mengikuti kakaknya yang
sudah berumah tangga. Ia tinggal di rumah kost sekitar sekolahnya. Penyebab
utama ia memiliki masalah dalam belajar dan agamanya, karena ia kurang
perhatian langsung dari orang tuanya. Meskipun ia mengaku sering di control
oleh kakaknya, namun itu perhatian yang tidak intensif untuk anak yang sedang
beranjak remaja. Ia malas dalam belajar dan melaksanakan tugas sebagai seorang
muslim karena tidak ada yang menyuruhnya. Ia juga tidak pandai berkomunikasi
karena ia memang pendiam dan kurang pergaulan, ia jarang bermain bersama
temannya sehingga komunikasi pun tidak terlatih. Kekurangan perhatian dari
keluarga semakin terbukti, ia sering bangun kesiangan dan jarang sekolah,
sehingga ia sering di panggil BK dan di marahi. Namun ia mengaku betah di
Bandung karena sudah keenakan hidup bebas tanpa pantauan dari orang tua.
Rekomendasi untuk siswa ini yaitu, keluarga adalah kebutuhan primer
bagi si anak, perhatian dan kasih sayang sangat dibutuhkan dalam
perkembangannya. Mungkin tinggal di Bandung dan tinggal di rumah kost adalah
hal yang salah untuk anak ini, sebaiknya ia kembali ke Garut dan bersekolah di
sana, karena ia membutuhkan perhatian dari orang tua. Di samping itu, layanan
bimbingan dan konseling dari guru BK sangat di perlukan untuk dirinya. Serta ia
pun harus melatih komunikasinya dengan bergaul bersama temannya yang baik.
2.
Siswa
Berprestasi
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 23-24 Mei 2014, penyusun mengambil
tiga anak berprestasi dalam salah satu kelas. Berikut data ketiga anak yang
berprestasi tersebut berdasarkan angket yang diberikan dengan menggunakan AUM
(Alat Ungkap Masalah).
NAMA : H-
JENIS
KELAMIN : LAKI-LAKI
KELAS :
X-OTOMOTIF 1
TANGGAL :
23 MEI 2014
-
Belum mampu
memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-
Belum
mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Ragu akan
kemampuan saya untuk sukses dalam bekerja
-
Belum mampu
merencanakan masa depan
-
Tugas-tugas
pekerjaan tidak selesai pada waktunya
-
Ragu tentang
memeproleh pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang diikuti sekarang ini
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat pendidikan ini
-
Mengalami
masalah dalam belajar kelompok
-
Takut atau
kurang mampu berbicara di dalam kelas atau di luar kelas
-
Mengalami
masalah dalam menjawab soal ujian
-
Kekurangan
waktu untuk belajar
-
Mengalami
masalah dalam menyusun makalah, laporan atau karya tulis ilmiah lain
-
Khawatir
tertular penyakit yang diderita orang lain
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahaman dan penggunaan istilah atau bahasa Inggris atau
Bahasa Asing lainnya
-
Takut
menghadapi ulangan/ujian
-
Khawatir
memeproleh nilai rendah dalam ulangan ataupun tugas-tugas
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Sarana belajar
di rumah kurang memadai
-
Kekurangan
informasi tentang pendidikan lanjutan yang dapat dimasuki setamat sekolah ini
-
Tidak dapat
mengambil keputusan tentang apakah akan mencari pekerjaan atau melanjutkan
peljaran setamat sekolah ini
-
Penakut, pemalu
atau mudah menjadi bingung
-
Takut mencoba
sesuatu yang baru
-
Kurang
mengetahui hal-hal yang menurut orang lain dianggap baik atau buruk, benar atau
salah
-
Khawatir atau
merasa ketakutan akan akibat perbuatan melanggar kaidah-kaidah agama
-
Terlanjur
berbicara, bertindak atau bersikap yang tidak layak kepada orang tua atau orang
lain
-
Sering ditegur
karena dianggap melakukan kesalahan, pelanggaran atau sesuatu yang tidak layak
-
Mengalami
masalah karena berbohong atau berkata tidak layak meskipun sebenarnya bermaksud
sekedar berolok-olok atau menimbulkan suasana gembira
-
Mengalami
masalah karena malu dan kurang terbuka dalam membicarakan soal seks, pacar atau
jodoh
-
Mengkhawatirkan
kondisi kesehatan keluarga
-
Mengkhawatirkan
kondisi pekerjaan orang tua yang bekerja terlalu berat
-
Mengalami
masalah dalam memilih teman akrab dari jenis kelamin lain atau pacar
-
Takut
ditinggalkan pacar atau patah hati, cemburu atau cinta segitiga
-
Tidak
mengetahui cara menggunakan waktu senggang yang ada
MASALAH
YANG DIRASA PALING MENGGANGGU
-
Belum
mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Ingin mengikuti
pelatihan/kursus yang menunjang pendidikan saat ini
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat sekolah ini
-
Mengalami
masalah dalam belajar kelompok
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Kekurangan
waktu untuk belajar
-
Merasa
ketakutan/khawatir jika melanggar kaidah agama
-
Terlanjur
berbicara, bertindak atau bersikap yang tidak layak kepada orang tua atau orang
lain
Berdasarkan data AUM dan hasil wawancara penyusun dapat menyimpulkan
bahwa siswa ini termasuk anak berprestasi. Ia tinggal di Lembang Bandung anak
ke tiga dari tiga bersaudara dan memiliki orang tua yang lengkap.
Faktor pendukung keberhasilan ia dalam belajar yaitu ia memiliki
kesadaran sendiri akan pentingnya belajar, ia meluangkan waktu setiap harinya
sekitar empat jam untuk belajar. Di samping itu, dukungan dan perhatian orang
tua yang menimbulkan si anak rajin belajar. Sehingga memeroleh ranking ke dua
di semester pertamanya.
Ia juga memiliki kebiasaan yang positif setiap harinya yaitu ia
selalu meluangkan waktunya untuk bermain bola bersama teman, rutinitas yang
lain ia sering mengaji di masjid ketika waktu magrib. Pendidikan agama sejak
dini sangat berpengaruh terhadap prestasi anak, sehingga di samping berprestasi
di kelas ia juga memiliki kejuaran yang patut dibanggakan seperti juara tiga
lomba penghafal Al-Quran juz 30 tingkat Kecamatan, juara dua lomba MTQ dan
juara satu lomba adzan tingkat Kecamatan.
Rekomendasi untuk siswa ini yaitu, tetap pertahankan prestasi yang
membanggakan tersebut, mengikuti pelatihan yang dapat menunjang potensi anak
untuk lebih berkembang. Mengikuti arahan atau bimbingan dari berbagai pihak
seperti guru, guru BK dan orang tua.
NAMA : G-
JENIS
KELAMIN : PEREMPUAN
KELAS :
X-OTOMOTIF 1
TANGGAL :
23 MEI 2014
-
Belum mampu
memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-
Belum
mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Belum mampu
merencanakan masa depan
-
Tugas pelajaran
tidak selesai pada waktunya
-
Ragu tentang
memeroleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan ynag diikuti setelah tamat
sekolah ini
-
Ingin mengikuti
pelatihan /kursus
-
Cemas kalu
menjadi penganggur setamat sekolah
-
Sering malas
belajar
-
Mengalami
masalah dalam belajar kelompok
-
Kuang
berminat/kurang mampu memelajari buku pelajran
-
Tidak
mengetahui cara menerapkan belajar yang baik
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-
Kesulitan dalam
membaca cepat
-
Khawatir
memroleh nilai rendah ketika ulangan
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Mudah lupa
-
Ingin dekat
dengan guru
-
Tidak dapt
mengambil keputusan apakah setamat sekolah ini dapat bekerja tau kuliah
-
Ragu dan ingin
mendapat penjelasan lebih banyak tentang kaidah agama
-
Mengalami
kesulitan dalam mendalami agama
-
Sering
bertingkah laku, bertindak seperti kekanak-kanakan
-
Kurang
mengetahui tentang menurut orang lain baik atau buruk, benr atau salah
-
Merasa
terganggu oleh kesalahan atau keburukan orang lain
-
Khawatir dan
ketakutan apabila melanggar kaidah agama
-
Sering ditegur
karena melanggar kesalahan , pelanggaran atau sesuatu yang tidak layak
-
Membutuhkan
persolaan tentang keterangan seks, pacaran atau perkawinan
-
Mengkhawatirkan
kondisi kesehatan keluarga
-
Tidak lincah
atau kurang pergaulan
-
Mengalami
masalah dalam mengatur keuangan
-
Mengalami
masalah tentang berlibur
-
Tidak
mengetahui cara mengisi waktu senggang
MASALAH YANG DIRASA PALING
MENGGANGGU
-
Sering malas
belajar
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Tidak
mengetahui menggunakan waktu senggang
-
Mengalami
masalah dalam mengatur keuangan
Berdasarkan data AUM dan hasil wawancara penyusun dapat
menyimpulkan bahwa siswi ini termasuk anak berprestasi. Ia tinggal di
Setiabudhi Bandung anak ke dua dari dua bersaudara dan memiliki orang tua yang
lengkap. Kakanya sudah bekerja. Ia merupakan siswi pindahan dari Yogyakarta, di
Bandung ia ikut orang tuanya sedangkan di Yogyakarta tinggal bersama
saudaranya. Ia pindah ke Bandung sekitar bulan Februari 2014, ia termasuk siswi
berprestasi ketika di Yogyakarta. Terbukti ia masuk dalam peringkat tiga besar
di sekolahnya. Di samping memiliki prestasi dalam bidang akademik, ternyata ia
memiliki prestasi yang membanggakan dalam non akademik yaitu ia pernah menjadi
juara tekondo tingkat Propinsi.
Faktor pendukung anak tersebut berprestasi yaitu, ia memiliki
kesadaran akan pentingnya belajar,ia menargetkan waktu sekitar dua jam untuk
belajar per harinya meskipun ia mengaku kadang sering malas belajar. Ia juga
memiliki keampuan khusus dalam bela diri dan ia mampu menyalurkan kemampuan
tersebut sehingga menjadi juara. Di samping itu, perhatian dan dukungan orang
tua terhadap dirinya yng membuat ia berprestasi.
Namun, ia mengaku belum beradaptasi dengan sekolah barunya sehingga
ia merasa down dan belum mengenal lingkungan barunya (Bandung) sehingga
ia belum tergabung dalam komunitas tekondo yang merupakan hobinya.
Harapannya ke depan, ia ingin terus melatih kemampuannya dalam
tekondo dan menjadi juara kelas di sekolah barunya. Ia juga bercita-cita
menjadi seorang mekanika dan ingin melanjutkan pendidikannya ke Universitas
Gadjah Mada.
Rekomendasi untuk siswi ini yaitu, tetap berlatih tekondo dan
segera bergabung dengan komunitasnya agar kemampuannya dapat tersalurkan sehingga
kembali menjadi juara dan dengan bergabungnya dalam komunitas akan menambah
teman dan wawasan serta lingkungan baru yang harus segera beradaptasi
dengannya.
NAMA : Y-
JENIS
KELAMIN : LAKI-LAKI
KELAS :
X-OTOMOTIF 1
TANGGAL :
23 MEI 2014
-
Belum mampu
memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya
-
Belum
mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Khawatir akan
pekerjaan yang dijabatnya nanti; jangan-jangan menghasilkan penghasilan yang
tidak mencukupi
-
Belum mapu
merencanakan masa depan
-
Tugas pelajaran
tidak selesai pada waktunya
-
Kurang mampu
berolah raga karena kondisi jasmani yang kurang baik
-
Ragu tentang
kesempatan memeroleh pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya
-
Ingin mengikuti
pelatihan/kursus
-
Cemas kalau
menjadi penganggur setamat sekolah
-
Sering malas
belajar
-
Kurang mampu
mempelajari buku pelajaran
-
Tidak tau
menerapkan cara belajar yang baik
-
Khawatir tertular
penyakit yang diderita orang lain
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahamna bahasa asing
-
Khawatir
memeroleh nilai rendah
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
-
Seringkali
tidak siap menghadapi ujian
-
Mudah lupa
-
Ingin dekat
dengan guru
-
Tidak dapat mengambil
keputusan apakah setamat sekolah mau bekerja atau kuliah
-
Mudah marah
-
Mengalami
kesulitan dalam mendalami agama
-
Sering
bertindak kekanak-kanakan
-
Kurang
mengetahui hal-hal yang menurut orang lain baik/buruk, benar/salah
-
Merasa
terganggu atas kesalahan atau keburukan orang lain
-
Khawatir akan
pelanggaran kaidah agama
-
Kurang
taat/khusyuk dalam menjalankan ibadah
-
Sering ditegur
karena melakukan kesalahan yang tidak layak
-
Merasa bersalah
karena terpaksa mengingkari janji
-
Membutuhkan
keterangan tentang seks, paca atau perkawinan
-
Mengkhawatirkn
kondisi kesehatan keluarga
-
Mengkhawatirkan
keluarga yang bekerja terlalu berat
-
Tidak lincah
dalam pergaulan
-
Canggung dalam
menghadapi jenis kelamin lain atau pacar
-
Khawatir tidak
mampu memnuhi tutntutan atau harapan keluarga
-
Takut ditinggal
pacar
-
Mengalami
masalah karena ingin berpenghasilan sendiri
-
Tidak
mengetahui cara menggunakan waktu senggang
-
Mengalami
masalah dalam bermain music, olahraga, menari
MASALAH YANG DIRASA PALING
MENGGANGGU
-
Belum
mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa
-
Kurang memiliki
pengetahuan yang luas tentang lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis
pekerjaan
-
Ingin mengikuti
pelatihan/kursus yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan
-
Sering malas
belajar
-
Kurang mampu
memahami buku pelajaran
-
Mengalami
kesulitan dalam pemahaman bahasa asing
-
Mudah lupa
-
Kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran
Tidak dapat
mengambil keputusan
Berdasarkan
data AUM dan hasil wawancara penyusun dapat menyimpulkan bahwa siswa ini
termasuk anak berprestasi. Ia tinggal di Kecamatan Wangunsari Bandung anak ke
empat dari empat bersaudara dan memiliki orang tua yang lengkap.
Ia termasuk
siswa berprestasi di kelas, ia mendapat ranking ke empat. Faktor pendukung ia
berprestasi yaitu ia memiliki kesadaran akan pentingnya belajar dan sekolah, ia
juga selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru meskipun ia mengaku kadang
suka malas belajar namun ia selalu berusaha untuk mengerjakan tugas sekolahnya.
Ia juga memiliki prestasi lain yaitu pernah menjadi juara umum dalam bidang
kepramukaan.
Sekarang, ia
berbagi ilmunya kepada anak SMP dalam bidang kepramukaan. Di samping itu, ia
ingin melanjutkan kuliah sambil bekerja
dan memiliki cita-cita menjadi pengusaha otomotif. Dan memiliki harapan untuk
menjadi orang sukses dan bisa membantu orang tuanya kelak.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Perkembangan adalah masa pertumbuhan
ke dalam tahap yang lebih maju. Perkembangan tersebut tumbuh seiring
bertambahnya usia. Usia remaja merupakan perkembangan awal (masa puber) yang
dialami ketika menginjak usia 15 tahun, pada usia ini biasanya para remaja
sedang duduk di bangku SLTA.
Tak jarang anak remaja yang tidak
bisa mengatasi perubahannya sehingga menjadi anak yang bermasalah di sekolah
seperti bangun kesiangan sehingga terlambat ke sekolah, bolos sekolah, tidak
mengerjakan tugas atau pun sulit untuk menyerap materi pelajaran. Namun hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, biasanya faktor keluarga menjadi dominan dalam
perkembangan anak ke depannya. Di samping itu, ketika anak bermasalah maka
harus segera di layani oleh pihak sekolah dengan mengadakan bimbingan serta
konseling agar anak dapat mengalami perbaikan.
Namun, tak sedikit pula anak yang
bisa mengatasi perkembangannya pada masa remaja sehingga ia menjadi anak yang
berprestasi. Seperti hasil observasi penyusun ke SMK Vijaya Kusuma, disana terdapat
beberapa anak yang berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik seperti
mendapat prestasi di kelas, mendapat juara dalam bidang keagamaan dan juara
dalam cabang olah raga taekwondo. Hal ini disebabkan karena kesadaran diri akan
pentingnya belajar dan kesadaran untuk berkembang. Di samping itu, mereka
memiliki bakat yang perlu di kembangkan. Dorongan dan motivasi keluarga dan
orang terdekat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa.
Jadi, masa remaja bukanlah masa
untuk berfoya-foya melainkan masa untuk menciptakan sebuah karya dan karsa.
B.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil observasi penyusun, maka terdapat beberapa saran
atau rekomendasi, di antaranya.
1.
Bagi SMK Vijaya
Kusunma
a. Harus
terus meningkatkan pelayanan pendidikan mulai dari sarana dan prasarana,
program intra kurikuler, sampai program ekstra kurikuler yang dapat
menumbuhkembangkan bakat para siswanya.
b. Meningkatkan kedisiplinan yang dapat mencegah timbulnya masalah
siswa.
c. Meningkatkan layangan bimbingan yang intensif terhadap siswa dengan
melibatkan berbagai pihak seperti guru mata pelajaran, guru piket, wali kelas,
kepala sekolah dan khususnya guru BK.
d. Menjalin hubungan yang erat antara pihak sekolah dengan keluarga
siswa.
2.
Bagi Mahasiswa
Praktikan
a. Mengimplementasikan
pengalaman-pengalaman yang positif ketika terjun menjadi guru.
b. Menjadi guru yang
bukan sekedar mengajar, tetapi juga menjadi pendidik para siswa-siswanya.
c. Menjadi guru yang
profesional, kreatif, inovatif, dan terampil.
d.
Selalu berusaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. (1976). “Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Agama”. Jakarta: Bulan Bintang
Badrujaman, Aip. (2011). “Teori dan Aplikasi Evaluasi Program
Bimbingan Konseling”. Jakarta: P.T. Indeks
Dahlan. (1987). “Latihan Keterampilan Konseling Seni Memberikan
Bantuan”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi
Natawidjaja, Rochman. (1979). “Teknik Penilaian Bimbingan dan
Penyuluhan”. Jakarta: New Aqua Press
Syah, Muhibbin. (2010). “Psikologi Pendidikan”. Bandung:
P.T. Remaja Rosdakarya
Syamsuddin Makmun, Abin. (2012). “Psikologi Kependidikan”.
Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar :
Posting Komentar