Jumat, 05 September 2014

garut selatan

A.    KABUPATEN GARUT SELATAN
Kabupaten Garut Selatan meliputi bagian selatan wilayah Garut, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah timur dengan Kabupaten Tasikmalaya dan sebelah utara dengan Kabupaten Bandung dan Kota Garut. Nama lain untuk Kabupaten Garut Selatan bisa saja Kabupaten Pameungpeuk.
Terdapat tujuh kecamatan yang memiliki kawasan pantai memanjang dari barat ke timur berturut-turut Caringin, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk dan Cibalong. Dilengkapi dengan 15 kecamatan lain yaitu Cikajang, Banjarwangi, Cisewu, Talegong, Pamulihan, Cisompet, Peundeuy, Singajaya, Cihurip, Cisurupan, Cigedug, Cilawu, Bayongbong, Sukaresmi dan Pasirwangi akan membentuk daerah otonomi seluas 2.248,83 km2 atau sekitar 73,37 persen dari luas Kabupaten Garut saat ini. Kabupaten Garut Selatan yang meliputi 22 kecamatan dihuni penduduk sebanyak 1.171.846 jiwa (Sensus Penduduk 2010) atau sekitar 43 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Garut saat ini. Tingkat kepadatan penduduk daerah ini 521 jiwa per km2.
Di kawasan Garut Selatan ini terdapat banyak potensi alam yang menakjubkan dan dijadikan sebagai wisata. Sebagaimana tempat-tempat yang praktikan observasi di kawasan ini, di antaranya sebagai berikut.
Description: F:\peta mancagahar.png
(Kawasan yang Dikunjungi)
1.      Kawah Kamojang
Praktikan berangkat dari Setiabudhi Bandung pada pukul 6.00 WIB dan sampai di kawasan Kawah Kamojang pada pukul 10.30 WIB. Dengan rute perjalanan sebagai berikut.

Description: G:\rute kamojang.jpg
(Peta dari UPI-Kamojang)
a.      Lokasi  dan Kenampkan Alam Kamojang
Objek Wisata di Garut salah satunya adalah Kawah Kamojang Garut terletak di daerah Kamojang Kecamatan Samarang letaknnya di bawah Gunung dan suhunya pun cukup dingin, tapi yang menjadikan istimewa objek wisata ini bukan karena suhunya yang extrim melainkan kawah yang disemburkan di beberapa titik di daerah Kamojang Samarang Garut. Secara astronomis Kamojang terletak pada 070 08’ 25,9’’ LS dan 1070 48’ 05,7” serta dengan ketinggian pada 1660 dpl.
Jawa Barat terbagi menjadi 4 fisiografi.
·      Jawa Barat bagian selatan terdiri dari pegunungan selatan mulai dari Sukabumi Selatan, Pengalengan, dan Cimahi.
·       Bagian tengah yaitu zona Bandung.
·       Zona Bogor.
·       Bagian utara yaitu Jakarta yang terdiri dari bentukan alluvial.
            Jawa Barat bagian selatan terdiri dari Sukabumi Selatan, Ujung Genteng. Selanjutnya posisi transisi pangalengan dibagian barat nya. Kamojang sendiri termasuk seksi pangalengan. Bentuk dominan dari kamojang yaitu dari aktifitas vulkanik yang dikontrol oleh struktur sesar/patahan yang banyak. Letak geografisnya yaitu pusat dari pinggiran selatan yaitu banyaknya perbukitan gunung. Kamojang sebagai hasil dari aktifitas vulkanik yang menghasilkan panas bumi atau geothermal.
Pemanfaatan geothermal sendiri di Indonesia terdapat tujuh wilayah yang telah di eksploitasi atau digunakan yaitu Kamojang, Layang Lintuh, Darajat, dan lain-lain.   Indonesia terdapat 40% geothermal yang dihasilkan yakni dari 40% tersebut menghasilkan 1200 Mw, kamojang menghasikan 200 Mw dan masih mempunyai cadangan seperti Ciremay, Tangkuban Parahu, geothermal merupakan energy yang ramah lingkungan.
            Selain itu tidak akan berdampak buruk dijangka panjang dengan posisi penyebaran yang tepat maka akan berkelanjutan dan menguntungkan, pada geothermal itu sendiri pemerintah menggandeng perusahan swasta dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti PT. Cevron Indonesia dari beberapa sumber energi panas bumi di Kamojang kemudian untuk menggunakan tanah yang akan menghasilkan energi listrik atau pembangkit listrik tenaga uap.
Pengembangan geothermal sudah menjadi kewajiban pemerintah sehingga PLN membeli listrik dari hasil geothermal yang dikelola swasta, juga merupakan ketertarikan investasi asing.
b.                  Sisi Geomorfologi
Lokasi Kamojang merupakan akibat dari peristiwa patahan/sesar. Adapun penjabaran mengenai patahan (Trisnasomantri, 1998). “Putusnya hubungan batuan dalam ukurang yang lebih besar adalah retakan dan sesar, yang kedua-duanya merupakan gejala patahan. Retakan sering disebut juga rengkahan atau kekar dan di dalam Bahasa Inggris disebut ‘joint’ yaitu patahan yang tidak disertai dengan pergeseran batuan. Sedangkan sesar diartikan sebagai patahan yang disertai dengan pergeseran kedudukan bongkah-bongkah yang terputus hubungannya itu”.


Berdasarkan gerakan yang terjadi, ada tiga macam sesar, yaitu:
·         Sesar vertical (dipslip fault), yaitu sesar yang bergeser vertical.
·         Sesar horizontal (strike-slip fault) yaitu sesar yang bergeser horizontal/mendatar.
·         Sesar miring yaitu sesar yang bergeser vertical kira-kira sama dengan pergeseran mendatar.

Patahan sendiri dapat terjadi oleh tenaga tekanan atau tarikan yang menyertai idang dari teori tektonik lempeng, daerah patahan pada umumnya terletak pada zona tumbukan antar lempeng sebagai akibat dari gerakan konvergen (untuk sesar) atau di daerah tarikan lempeng karena gerak divergen (untuk rengkahan).
Di kawasan Kamojang pula merupakan bagian segmen sungai. Pada daerah tangkapan air, masuk segmen Citarum. Citarum hulu dari subdas Cikaro. Gunung yang menghasilkan rangkaian  igir yang menjadi pemisah aliran dan menjadi bagian dari segmen citarum
Adapun morfologi di kawasan Kamojang dijumpai banyak tebing, hal ini dikarenakan kawasan ini diakibatkan oleh sesar. Tebing dibagi menjadi dua, pertama tebing sesar dan kedua tebing sesar akibat erosi. Dilihat dari ciri-cirinya, bahwa Kamojang ini termasuk morfologi dengan tebing sesar.

Adapun ciri-ciri dari tebing sesar adalah sebagai berikut.
·         Adanya singkapan bidang sesar yang jelas,.
·         Dasar tebing berupa garis lurus atau pada garis besarnya merupkan garis yang melurus.
·         Ujung bukit-bukit berbentuk segitiga yang berdampingan melurus dengan sudut kemiringan yang kecil.
·         Terdapat lembah melayang pada muka tebing dan apabila muka sesar menghadap ke arah hulu sungai, akan terdapat serangkaian danau pada sungai yang terpotong oleh patahan/sesar itu.
·         Pada dasar tebing muncul sumber-sumber air panas dan atau lava.
Adapun manfaat dari daerah sesar adaah sebagai berikut.
·         Memungkinkan dapat menjadi sumber air panas Memungkinkan dapat menjadi sumber air panas yang berguna bagi pengobatan beberapa penyakit kulit dan untuk keperluan rekreasi, seperti pada daerah kawah Kamojang.
·         Bisa merupakan perangkap bagi minyak bumi, sehingga di tempat tersebut bisa diusahakan pertambangan minyak bumi.pada garis patahan bisa muncul deretan gunung api yang dapat menyuburkan lapisan tanah di sekitarnya.
·         Dengan adanya sesar, memungkinkan kesuburan lapisan tanah pada bagian yang turun (daerah depresi) menjadi meningkat.
Di samping banyak manfaat dari daerah sesar, terdapat pula hambatan bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai berikut.
·         Daerah sepanjang garis patahan menjadi daerah yang sangat labil, sehingga kurang baik bagi pemukiman, atau pendirian bangunan besar. Dengan terjadinya sesar maka lapisan kulit bumi menjadi hancur.
·         Tebing patahan yang menghadap ke bagian atas suatu lereng akan menjadi penghambat bagi aliran air sungai, sehingga lapisan tanah pada lereng di belakang tebing sesar akan kekurangan air.
c.     Sisi Geologi
            Kamojang merupakan bentangan alam gunung api yang berbentuk kerucut. Gunung api tersebut termasuk gunung api quarter yang artinya masih mengeluarkan aktifitas magma. Gunung api quarter terdiri dari tiga tipe yang pertama, tipe A yang masih sangat aktif, tipe B juga waspada aktif tipe tersebut didasarkan rentang waktu letusannya, yang ketiga tipe C. Kamjongan sendiri terdiri dari tipe C yang tidak diketahui letusannya tapi masih ada gejala pasca vulkanik. Kawah kamojang menghasilkan vumarol yaitu uap air yang sangat panas. Kawah kamojang memiliki karakterisktik sebagai berikut :
·         memiliki sumber panas berupa uap air, yaitu batuan dengan proses magmatic yakni pembekuan magma yang masih menyimpan panas;
·         memiliki sumber air yang melimpah;
·         termasuk struktur sesar atau patahan;
·         terdapat batuan berongga atau vukanik tufa;
·         batuan yang kedap air atau invermiabel.
            Mula-mula air memasuki celah sesar kemudian terperangkap didalam batuan yang masih menyimpan panas akibat aktivitas magma, selanjutnya pansas tersebut semakin tinggi sehingga berubah dan keluar menjadi uap air yang panas.
            Kawah Kamojang dieksploitasi pada zaman Belanda dan energi geothermal yang dihasilkan merupakan energi yang terbarukan (terus-menerus). Kamojang merupakan hasil pelapukan dari vulkanik muda , yang menghasikan tanah yang subur, terbukti banyaknya tanaman holtikultural yang terdapat disekitar Kawah Kamojang, seperti cabe, tomat, dll.
2.      Batu Tumpang
Praktikan berangkat dari kawasan Kamojang pada pukul 12.00.00 WIB dan sampai di kawasan Batu Tumpang pada pukul 14.30 WIB. Dengan rute perjalanan sebagai berikut.

(Peta Perjalanan Kamojang-Batu Tumpang)
Di kawasan Batu Tumpang, geomorfologinya berasal dari letusan pegunungan yang usianya lebih tua dari kawasan Kamojang. Batuan yang yang terdapat pada kawasan atu Tumpang mengalami intrusi tersingkap yang diakibatkan oleh proses erosi yang sangat ekslusif.                         
Perbedaan lapisan batuan yang terdapat pada kawasan Batu Tumpang sangat terihat jelas dan berindikasi mengandung kandungan mineral logam yang sangat ekonomis yaitu emas. Potensi sumber daya yang sangat menjanjikan nilai ekonomisnya ini sering kali di salah gunakan keperluannya untuk sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki rasa kemanusiaan. Kerap kali kandungan emas yang terdapat di Batu tumpang selalu dijual belikan secara illegal dan tanpa izin.
Di kawasan Batu Tumpang juga terdapat bentukan batuan yang berasal dari penerobosan magma yang menghasilkan bentukan batuan yang tersingkap ke daratan yang merupakan batuan beku.Vegetasi yang terdapat pada kawasan Batu Tumpang dominan oleh sayur-sayuran serta beberapa buah hasil berkebun.

3.      Pantai Sayang Heulang
Praktikan berangkat dari kawasan Batu Tumpang pada pukul 15.30. WIB dan sampai di kawasan Sayang Heulang pada pukul 17.00 WIB. Dengan rute perjalanan sebagai berikut.

(Peta Perjalanan Batu Tumpang-Sayang Heulang)
Kondisi Fisik

     Pantai Sayang Heulang adalah objek wisata alam yang terletak di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, dengan temperatur antara 17°C - 28°C, penyinaran matahari di sekitar pantai terik, dan kekuatan tiupan angin cukup besar. Konfigurasi umum lahan berupa dataran dengan kemiringan curam pada daerah sekitar pantai dan stabilitas tanah yang baik. Kondisi perairan berwarna berwarna hijau kebiru-biruan dengan bau normal, temperatur normal, rata-rata tinggi gelombang 2 - 3 meter.

Kemiringan dasar laut curam dengan palung Jaut di sekitar pantai. Panjang pantai lebih dari 2 km dan lebar tepi pantai kurang dari 50 m dengan material pesisir pantai berupa hamparan pasir halus yang berwarna putih bersih. Tingkat abrasi di pantai tersebut dapat dikatakan tinggi yang dilihat dari bentukan pesisir pantai berjenjang antara daerah pesisir pantai dengan area fasilitas. Kualitas lingkungan dan kebersihan sekitar pantai dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi pesisir yang masih bersih. Status kepemilikan berada ditangan Polisi Air dan Udara, pada waktu-waktu tertentu pantai tersebut dijadikan tempat latihan tentara.
Di sekitar lingkungan kawasan objek wisata ini terdapat reruntuhan bangunan, dan kios-kios yang kondisinya kurang baik sehingga mengurangi kualitas lingkungan pantai.
Di pantai ini juga terdapat fasilitas olahraga berupa lapangan voli yang kondisinya cukup baik, tempat penyewaan, 1 buah musholla dan fasilitas transportasi menuju kawasan.

4.      Pantai Santolo
Praktikan berangkat pada hari kedua dari kawasan Sayang Heulang pada pukul 07.30 WIB dan sampai di kawasan Kawah Kamojang pada pukul 08.00 WIB. Dengan rute perjalanan sebagai berikut.

Description: G:\sayangheulang.jpg
(Peta Perjalanan Sayang Heulang-Pantai Santolo)

a.      Lokasi dan Kenampakan Alam Santolo
Pantai Santolo Pameungpeuk merupakan kawasan wisata yang secara administrative berada di dua kecamatan,yaitu kecamatan Cikelet dan kecamatan Pameungpeuk kabupaten Garut. Dengan luas wilayah 21.643 ha. Secara astronomis terletak pada 107˚37’BT - 107˚46’BT dan 07˚28’LS - 07˚40’LS. Santolo sendiri merupakan gugusan pulau yang terpisah oleh sesar.
Jawa Barat memiliki tiga fisiografi, yaitu sebagai berikut.
·           Jampang (Sukabumi Selatan) memiliki struktur karst yang dominan.
·           Pangalengan, memiliki sedikit karst (hanya sisa) tapi memiliki singkapan lime stone atau batu gamping.
·           Karangnunggal.

Santolo merupakan bagian fisiografi Pangalengan dan memiliki banyak terumbu karang (coral reef). Terumbu karang ini terbentuk pada posisi pantai yang dangkal. Dengan proses terbentuknya yaitu, mula-mula terjadi subduction di dasar laut kemudian terangkat ke permukaan dan akhirnya membentuk coral reef atau terumbu karang.
Terumbu karang tersebut di abrasi oleh gelombang yang dinamakan abration flat form. Dengan banyaknya terumbu karang atau coral reef ini mengakibatkan warna pasir di pantai Santolo ini berwarna putih.
Di Santolo terdapat kenampakan alam yang unik yaitu proses masuknya air laut ke sebuah sungai yaitu sungai Ci Laut Eureun. Masuknya air laut tersebut karena adanya gelombang translasi yang mendorong air laut untuk jatuh ke sungai. Kenampakan masuknya air laut ke sungai ini merupakan fenomena yang jarang di temui di dunia. Hanya terdapat dua tempat di dunia ini yang mengalami hal demikian yaitu di Santolo, Indonesia dan di Brazil.
Santolo merupakan pantai yang berbatu.
Pada dasarnya pantai memiliki tiga ekosistem, yaitu.
·         Berlumpur dengan jenis vegetasi mangrove atau bakau dan nipah.
·         Berpasir dengan jenis vegetasi rumput lari, pandan, baringtonia dan teki
·         Berbatu dengan jenis vegetasi ketapang, waru dan cemara laut.
b.      Sisi Geologi
Struktur geologi kawasan wisata pantai Santolo Pameungpeuk adalah sesar, sesar yang dijumpai adaalah sesar normal dan sesar geser. Formasi batuan yang mendominasi pantai santolo Pameungpeuk adalah alluvium (Qa) dengan materal hasil pengendapan (sendimen). Morfologi pantai ini termasuk dalam Satuan Morfologi Perbukitan bergelombang dan Satuan Morfologi Dataran. Di pantai Santolo terdapat singkapan (out crop) yang menoonjol ke permukaan yang mewakili batuan yang di bawahnya, yaitu batuan yang berasosiasi dengan batuan sedimen. Di jumpai batuan yang berlapis dan miring hingga 15°-20° batuan tersebut dinamakan batuan sedimen karbonat. Karena berlapis, struktur batuan di bawahnya mengandung karbonat (pasir) sedangkan yang di atasnya mengandung batuan gamping mikro karst yang terlihat jelas. Di jumpai pula singkapan batuan yang membentuk antiklinal yaitu batuan yang miring ke kanan dinamakan strike dan yang miring ke kiri dinamakan dip.
“Apabila proses lipatan yang telah terjadi belum mengalami gangguan tenaga eksogen sehingga terjadi pembalikan relief, maka punggungan berada pada sumbu strike/antiklin dan berderet sejajar dengan strike antiklin tersebut. Bentuk punggungannya membulat dengan relief halus, lerengnya berupa dip dari struktur lipatan”. (Trisnasomantri, 1998)
Daerah terumbu karang tertutup air laut setinggi 10cm, sehingga banyak biota laut terbawa gelombang ke daerah terumbung karang dalam geomorfologi disebut dataran abrasi. Pantai santolo dengan luasnya terumbu karang selain dapat digunakan sebagai tempat wisata juga dapat dikembangkan kegiatan lain seperti: biota laut dan tempat renang dengan tanpa menggangu ekosistem terumbu karang.
Adapun jenis penggunaan lahan di Pantai Santolo digunakan sebagai tempat wisata, terdapat warung-warung di pinggir pantai dan penjual seperti pakaian, dan pernak-pernik. Terdapat pula penginapan di daerah sekitar pantai untuk para wisatawan.
Pada zaman Belanda, sungai Ci Laut Eureun ini digunakan untuk mengangkut komoditi pertanian. Sehingga terdapat dermaga yang di bangun oleh Belanda untuk memudahkan proses pengangkutan. Di Santolo pula terdapat sistem pemantau tsunami dengan cara kerja mengirim sinyal. Muara Ci Laut Eureun ini mengalir ke laut lepas.
c.       Sisi Hidrologi
Pada saat melakukan observasi, kondisi pantai Santolo mengalami pasang, hal ini dikarenakan bahwa posisi bulan dan matahari sedang segaris dengan bumi, sehingga pemgamatan pun tidak terlalu spesifik. Namun kami berusaha untuk mengukur tinggi gelombang ketika pasang yaitu sekitar 1 - 1,5 meter. Salinitas air lautnya sangat asin. pH-nya normal yaitu tujuh, baunya tercium garam-garaman dan butiran pasirnya sekitar 0,01 - 0,001 mm.
Kami pun melakukan pengamatan pada kondisi air tanah yaitu sumur. Yakni digali atau dib or sedalam delapan meter, memiliki warna yang bening, baunya sedikit bau garam, dan rasanya payau (campuran antara asin dan tawar).
5.      Sand Dune
a.      Kenampakan Alam dan Geomorfologi Sand Dune
Guguk pasir (sand dune) menurut Bagnold adalah timbunan pasir yang berpindah-pindah, yang letaknya tidak terpengaruh oleh bentuk permukaan bumi atau rintangan tertentu. Dune itu jaran berdiri sendiri, melainkan merupakan kelompok atau berangkai. Biasanya terbentuk pada daerah yang rata. Dune ada dua macam, yaitu Barchan dan Seif atau yang berbentuk sabit dan yang memanjang. Kedua bentuk itu jarang terdapat bersama-sama. Dune yang khas terdapat di gurun, karena pertumbuhannya di pantai dan tepi sungai `dirintangi oleh tumbuh-tumbuhan dan kelembaban.
Sand dune (gumuk pasir) merupakan bentukan asal eolian, terbentuk di ketinggian >100 dari laut terbentuk oleh proses eolian yang terendap dalam waktu yang lama sehingga terbentuk sand dune. Sand dune terbentuk dari ledokan-ledokan yang di sebut fellou. Untuk sand dune di daerah pantai Sayang Heulang, Garut Selatan yang kami amati ini, mempunyai ketinggian 15-20 meter. Secara keseluruhan sand dune di daerah ini bentuknya sejajar garis pantai (longitudinal). Terlihat juga proses perlapisan yang disebabkan oleh angin di sekitarnya. Sand dune terbentuk dari beberapa gabungan proses geomorfik yaitu erupsi gunung api yang berperan sebagai pembawa material, kemudian proses eolian, dan proses fluvial. Sungai yang ikut andil dalam pembentukan sand dune daerah ini yaitu Sungai Cilabuh, Cilauteureun, Cikandang yang berhulu di Gunung Papandayan. Fungsi dari sungai adalah sebagai pengangkut materi. Sand dune yang sudah tidak berubah (sand dune setell) artinya yang sudah tidak terpengaruhi oleh proses eolian akan di tumbuhi oleh berbagai vegetasi. Beberapa vegetasi yang kami temukan di daerah ini yaitu :
·         Rumput lari-lari, angin berperan penting dalam persebaran vegetasi ini karena  penyerbukannya oleh angin.
·         Pandan, tumbuhan ini merupakan ciri dari pantai berpasir.
·         Sidogori, ciri dari tumbuhan ini yaitu mengeluarkan getah dan bisa di manfaatkan untuk obat-obatan.
Daerah sand dune di sini juga di manfaatkan untuk peternakan oleh penduduk sekitar. Potensi lainnya dari sand dune yang sudah terbentuk sangat luas dapat menjadi daerah wisata. Secara geomorfologi sand dune mempunyai karakteristik berbeda walau pun terbentuknya bersebelahan terutama dari vegetasinya.
Hack (1941) mengemukakan bahwa ada tiga golongan dunes. Jadi berbeda dengan penggolongan Bagnold. Menurutnya:
·      dune melintang, termasuk juga barchan yang biasa, hampir selalu tidak bervegetasi. Menurut Hack bentuknya tidak dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan. Ujung dune yang melintang bertambah panjang ke arah yang terlindung oleh angin;
·      dune parabol, melintang ke arah datangnya angin. Lerengnya landai ke arah datangnya angin dan curam pada arah yang terlindung. Ia mengemukakan bahwa dune semacam ini terbentuk apabila angin memindahkan pasir di cekungan sebelah muka bagian yang terlindung. Dune parabol selalu ada hubungannya dengan tumbuh-tumbuhan. Rupa-rupanya dune ini bukan bentukan asal, melainkan akibat peniupan angin dan pengendapannya kembali;
·      dune yang memanjang berupa punggungan pasir yang arahnya sejajar dengan arah angin.

Berdasarkan penelitian, sand dune yang terdapat di Sayang Heulang tergolong sand dune yang memanjang   atau seif yang sejajar dengan pantai dan datangnya arah angin sehingga dinamakan pula dengan sand dune longitudinal. Ciri lain yang menguatkan bahwa tergolong seif yakni banyaknya vegetasi yang tumbuh di sekitar dune, yang menandakan pula bahwa sand dune ini termasuk sand dune tua. Adapun vegetasi yang tumbuh, ini berdasarkan karakter dari pantai Sayang Heulang sendiri, bahwa pantai ini termasuk pantai berpasir, sehingga memiliki vegetasi berupa spinifecritorus atau rumput lari, pandanus, baringtonia dan teki.

Kami menemuka pula sand dune berlapis, hal ini disebabkan karena proses angin yang naik sehingga membentuk sudut yang terjal. Adapun menurut struktur dalam dari endapan pasir ada tiga macam, yaitu:
·         kelapisan yang bersimpang siur (cross bedding) adalah akibat dari perubahan arah angin yang sering terjadi dan merupakan akibat dari perbedaan besarnya sudut pengendapan;
·         struktur berbelah-belah (lamination) tidak selalu tampak jelas, kecuali apabila air meresap ke dalamnya. Suatu lapisan menunjukkan pengendapan yang terus-menerus oleh akresi. Oleh perubahan kecepatan angin tampak perubahan besarnya butiran pasir;
·         peralihan yang jelas dari lapisan yang padat ke lapisan yang gembur (endapan quick sand) terjadi sebagai berikut: bagian yang padat adalah bagian yang di endapkan oleh akresi, mendapat tekanan dari butiran yang bergerak melompat-lompat; sedangkan yang gembur adalah endapan oleh encroachment pada permukaan luncuran (slip face) yang tidak mengalami kompaksi.
Berdasarkan uraian di atas dalam buku Dasar-dasar Geomorfologi Umum (Tisnasomantri, 1998) dapat disimpulkan bahwa sand dune yang itu termasuk kelapisan yang bersimpang siur (cross bedding).

b.      Siklus Dune
Aufrere (1931), mengemukakan siklus dari dune adalah sebagai berikut.
·         Tingkat muda dari daerah dune, dicirikan oleh dune yang berjauhan yang berkembang melintang angin dalam bentuk barchans di gurun atau berbentuk parabol di daerah yang bertumbuh-tumbuhan.
·         Tingkat dewasa dicirikan oleh dune yang sejajar dengan arah angin, mempunyai ketinggian yang melebihi dune melintang pada gassis yang mengelilinginya.
·         Tingkat tua, rangkaian dune terus bertambah luas, sedangkan gassis berkurang jumlahnya, tetapi daerah dune secara keseluruhan bertambah sempit sebagai akibat pengangkutan bahannya, seperti debu ke lain tempat.
·         Tingkat senile, rangkaian dune semakin sempit dan gassis bertambah luas sampai batuan induk dari gassis meliputi daerah yang lebih luas daripada daerah dune.
·         Bentukan terakhir dari suatu siklus daerah dune berupa daerah di mana batuan induk merupakan bagian yang terbesar dari keseluruhan daerah itu. Ini dinamakan desert peneplain.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar